Mohon tunggu...
Laskar Hidzib
Laskar Hidzib Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Orang Biasa. Panggil Saja Manusia Tanpa Nama

Bukan siapa-siapa. Hanya anak pasangan petani sederhana yang tidak ingin hidupnya berlalu saja tanpa makna. Terobsesi pada kata-kata yang cerah-gerakkan manusia. Senang mendengar dan berbagi cerita, namun tak pernah mau berbagi suaranya dengan yang lain. Sebab, menulis merupakan sarana yang digunakannya untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan (Tulisan) Idealisme

27 Februari 2019   23:31 Diperbarui: 28 Februari 2019   00:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Brengsek. Ternyata dompetku ketinggalan"

*

Oh, iya. Sampai lupa. Tadi kan saya masih sedang memutar kembali momen pertemuanku dengan Bang Jose. lain waktu, biar aku tuliskan kembali kisah segelas kopi dan gadis perderma kemolekan.

Ah, tapi sayang. Ternyata batre HP ku juga sudah limit. Jadi aku tuliskan saja inti pertemuanku dengan Bang Jose, tentang apa itu idealisme.

&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%&%%

Kita sering menganggap bahwa Idealisme itu hanya dapat hidup di kampus. Dia hanya bisa dibicarakan di sana. Setelah keluar dari kampus, dia menguap hilang entah kemana.

Jika masih berpikiran seperti itu, maka sebaiknya kita perlu banyak melihat Kick Andy, Mata Najwa atau acara Talk Show lainnya yang menghadirkan tokoh-tokoh inspirasi. Bukankah di acara-acara seperti itu kita sering mendapati pemuda pasca kampus yang masih memegang gigih idealismenya. Atau orang tua yang masih sama seperti  ketika muda, teguh dalam idealismenya.

Jika tontonan tersebut masih belum bisa mengubah sudut pandang kita, sepertinya kita memang perlu berjalan lebih jauh dan bertemu lebih banyak orang. Untuk mengobati keyakinan kita. Katanya, pertemuan akan menularkan semangat dan mimpi-mimpi.

Bertemulah dengan orang-orang besar yang besar yang dibesarkan oleh semangat dan karyanya. Mereka tidak hidup untuk diri mereka sendiri. Setidaknya itu akan membuka mata kita bahwa dunia tidak hanya tentang 'dunia'. Ada banyak usaha yang diikhtiarkan di dunia untuk impian-impian yang disemai di akhirat.

Kampus sejatinya adalah tempat untuk berlatih dan tempat menemukan. Begitu pula dengan idealisme. Kampus hanya tempat untuk membantu menemukan dan melatih kita untuk memegang dan mengamalkan idealisme. Setelahnya, kita memang diwajibkan untuk mengamalkan idealisme tersebut di masyarakat. Maka benar lah jika kampus disebut sebagai kehidupan pra masyakarat. Ianya memang menjadi wadah bagi kita untuk berlatih sebelum terjun ke kehidupan yang sebenarnya.

Kita ambil permisalan, para mahasiswa yang beruntung memilih idealisme untuk tegak di jalan da'wah. Selama di kampus mereka dilatih untuk menduduki jabatan penting di organisasi. Memiliki kelompok-kelompok binaan. Memiliki karya dari keilmuannya. Apakah itu hanya untuk mengisi waktu senggang selama di kampus? Tidak, itu semuanya untuk mempersiapkannya menuju kehidupan pasca kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun