Mohon tunggu...
Laskar Hidzib
Laskar Hidzib Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Orang Biasa. Panggil Saja Manusia Tanpa Nama

Bukan siapa-siapa. Hanya anak pasangan petani sederhana yang tidak ingin hidupnya berlalu saja tanpa makna. Terobsesi pada kata-kata yang cerah-gerakkan manusia. Senang mendengar dan berbagi cerita, namun tak pernah mau berbagi suaranya dengan yang lain. Sebab, menulis merupakan sarana yang digunakannya untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan (Tulisan) Idealisme

27 Februari 2019   23:31 Diperbarui: 28 Februari 2019   00:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/prabowosandipilihanummah/

"Idealisme tak lebih dari sebuah nilai yang layak dijadikan sebagai pemuas nafsu dan dahaga. Asal ada yang bisa dimasukkan dalam perut, maka tak peduli apapun itu akan dikerjakan."

Sejenak Bang Jose membetulkan posisi duduknya. 

"Sejatinya kita itu sama dengan pendahulu dan fouthing father negeri ini. Kita sama, bahwa perlawanan terhadap penjajah terjadi karena masalah perut. 

Masih dengan memasang wajah antusias, aku memastikan telingaku tidak melewatkan sepatah kata yang keluar dari bibir Bang Jose.

"Asal kita bisa membungkam mahasiswa, segala bentuk penjajahan akan mudah dilaksanakan. Dan pembungkaman Mahasiswa itu adalah sesuatu yang mudah. Cukup sodorkan sekantong kresek uang didepannya, dijamin Mahasiswa akan berubah penjadi anjing rumahan yang lembek",

*

"Mas, boleh duduk disini nggak? Sudah nggak ada tempat duduk nih", ucap seorang perempuan muda mengagetkanku yang sejak tadi menulis di WPS Office ponsel bututku.

"Iya, iya, Mbak. Monggo. Eh, silahkan, silahkan. Kosong koq. Kebetulan saya sendirian", ucapku gugup.

"Makasih ya, Mas. Nanti kalau temen saya sudah sampai, saya bakal pindah koq",

"Iya, Mbak. Santai saja."

Sebenarnya aku ingin memesankan segelas Espresso Doble untuknya. Dan kebetulan ada seorang pelayan yang melintas di depanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun