Mohon tunggu...
Laskar Hidzib
Laskar Hidzib Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Orang Biasa. Panggil Saja Manusia Tanpa Nama

Bukan siapa-siapa. Hanya anak pasangan petani sederhana yang tidak ingin hidupnya berlalu saja tanpa makna. Terobsesi pada kata-kata yang cerah-gerakkan manusia. Senang mendengar dan berbagi cerita, namun tak pernah mau berbagi suaranya dengan yang lain. Sebab, menulis merupakan sarana yang digunakannya untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah dan Dualisme HMI

9 Februari 2019   10:36 Diperbarui: 9 Februari 2019   11:02 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejarah, selain disebut the past events, juga dapat disebut reinkarnasi events atau pengulangan peristiwa. Bermakna peristiwa yang pernah terjadi muncul kembali. Yang berbeda hanya aktor, waktu dan tempat. Tetapi, substansi event-nya sama, meskipun alur kisahnya tidak persis sama.

Sejarah dibentuk oleh orang -- orang yang mengambil tindakan pada era-nya (pelaku). Orang-orang akan cenderung  melakukan apa yang  diyakini benar. Orang-orang seperti ini  adalah arsitektur sejarah, dan membentuknya dengan suka dan duka. Belajar sejarah akan menambah pengetahuan, dan mengambil hal positif dari peristiwa itu.

Fakta dualisme kepemimpinan PB HMI  yang muncul saat ini, secara genetics bukanlah hal baru. Peristiwa model ini pernah terjadi di pentas sejarah HMI pada kurun waktu 72 tahun  silam. Dualisme kerap mewarnai setiap kepengurusan PB HMI. Sejak pertama kali HMI didirikan, dualisme sudah mulai menyemai tunasnya dengan rapi. Meskipun tak bisa dipungkiri sulit untuk dilihat dan diamati. Tapi dualisme itu tetap menyeringai dan dengan santai mengamati monentum yang tepat untuk tumbuh dan berkembang biak. 

Akar dualisme dapat dilacak dan dieksplorasi. Secara historis, hal ini penting untuk dipelajari dan ditemukan semangat dan hasrat dibalik peristiwa tersebut. Setiap peristiwa selalu terkait dengan zaman, baik ide, motivasi maupun ekspektasi. Dualisme bukanlah ekspektasi elegan dalam organisasi, tetapi behaviour dangerous. Perilaku ini berbahaya bagi masa depan, meskipun kontestasi itu melahirkan resolusi dan semangat baru. Namun, tidak berbanding lurus dengan kerusakan moral akademis, konstitusional dan pesimisme.

Dualisme, esensinya adalah konflik, sebab ada muatan tidak terakomodir, apakah itu prosedur, ide, hasrat dan ekspektasi. Sering kali dualisme lahir dari kebekuan berfikir dan terhentinya energi positif. Impact-nya stagnasi organisasi, bahkan menurunnya optimisme organisasi.

Dualisme HMI

Sebelum penulis menguraikan apa yang menggelanyut dalam fikiran, ada baiknya pembaca untuk meresapi dua artikel yang sangat berkontradiksi di bawah ini.

PB HMI Terpecah: Saddam Diberhentikan, Kubu PJS Ketum Dituding Hoaks

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terpecah ke dalam dua kepengurusan. Dualisme itu terjadi pasca Respiratori Saddam Al Jihad diberhentikan sebagai Ketua Umum PB HMI berdasarkan hasil rapat Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) PB HMI pada 9 Januari 2019 di Jakarta. 

(Dikutip dari https://kabar.news/pb-hmi-terpecah-saddam-diberhentikan-kubu-pjs-ketum-dituding-hoaks)

Sekalipun Daun Berguguran, Saddam Al Jihad Tetap Ketua Umum PB HMI

Menjelang momentum pemilu di tahun 2019, guncangan yang melanda Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) semakin kuat dengan aroma politik. MPK-PB HMI pun turut terjebak dalam konflik kepentingan yang mendegradasi marwah dan stabilitas PB HMI di bawah kepemimpinan Respiratori Saddam Al Jihad. 

(Dikutip dari https://telusur.co.id/2019/01/sekalipun-daun-berguguran-saddam-al-jihad-tetap-ketua-umum-pb-hmi/)

Sudah paham alasan penulis membuat judul diatas? Penulis tidak akan membahas kronologi dan alur perpecahan dualisme di HMI. Karena pada hakikatnya penulis bukanlah warga PB HMI. Penulis hanya ingin menuliskan keluh kesah atas apa yang selama ini penulis cerna dari media. Utamanya Instagram dan berbagai situs online yang beberapa hari berseliweran di WAG perihal kondisi PB HMI.

Dualisme telah mengajari kita betapa buruknya perilaku itu, seperti yang terjadi di HMI pada masa lalu. Dualisme, ibarat apinya, sedangkan asapnya yakni; Datangi Sekretariat dengan Kemarahan, Rebut Aset, Lapor Polisi, Ketegangan Psikologis, Pesimisme, dan nyaris Duel Fisik.

Inilah sekelumit sejarah dualisme dan konsekuensi yang harus ditanggung. Oleh sebab itu, akhiri dualisme dan bersatulah kembali. Belajarlah dari sejarah kelam itu, dan mulailah menyusun masa depan yang lebih baik. Dualisme tidak menguntungkan organisasi, justru arogansi dan dignity yang melambung.

 Dualisme bukanlah perilaku terpuji, yang prestasi itu adalah soliditas. Dan "bridge" lebih baik dari "wall". Bridge is better than wall, membangun jembatan lebih baik daripada membangun dinding. Insan akademis harus akademis, baik pola pikir, sikap maupun perilakunya. Semoga dualisme bermetamorfosis kepada penyatuan, jayalah HMI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun