Mohon tunggu...
Alwin Iswanto Lase
Alwin Iswanto Lase Mohon Tunggu... Pegawai Honorer -

Senang bisa berguna bagi orang lain. https://lasealwin.info/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Manusiawikan Nafsu Seks

17 Desember 2015   07:05 Diperbarui: 17 Desember 2015   07:05 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memanusiawikan Nafsu Seks - Apakah kita sama seperti binatang?

Seks – Manusia diciptakan bersama nafsu lahiriah. Ini tidak terjadi secara kebetulan akan tetapi ini adalah anugerah yang diberikan Sang Pencipta kepada setiap insan dan semuua ciptaan yang lain. Tujuannya sudah pasti, untuk membahagiakan setiap yang hidup termasuk kita.

Jika kita melihat sesama ciptaan lainnya yang tidak sejenis (bukan manusia), mereka melakukan dan melampiaskan nafsu dengan sembarangan mahkluk yang berbeda jenis kelamin bahkan kadang dengan mahkluk lain yang berlainan jenisnya. Apakah manusia juga demikian? atau lebih tepatnya apakah wajar jika kita suka meniru binatang?

Apakah kita menyadari kodrat kita sebagai manusia, ciptaan yang sempurna? kita tidak layak menginjak-injak kodrat yang telah tertanam dalam diri ini kemudian melihat binatang diluar sana lalu meniru perilaku seks yang dilakukannya. Kita harus berpikir sebagai manusia dan bertindak sebagai manusia bukan binatang liar. Apakah ber-adat jika orang telanjang didepan sesamanya lalu orang lain yang melihatnya ketawa – ketiwi serasa melihat kedalam kebun binatang? (lihat gambar)

Ayo kita bahas sedikit tentang rahasia seks tapi tunggu dulu teman. Haruskah kita belajar tentang seks? Bukankah ini sudah tertanam dalam naluri batiniah setiap manusia ketika ia dilahirkan ke dunia ini. Betapa bodohnya orang yang menikmati pornografi dan seks bebas hanya dengan dalil “untuk belajar” padahal “itu” sudah ada dalam diri ini, hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk dimunculkan dan di realisasikan.

Lihatlah binatang diluar sana! Apakah mereka pernah belajar seks? atau teknik bercinta? atau cara menggoyang bokong pasangannya? Tidak. Saya tegaskan tidak sama sekali akan tetapi naluri itu muncul dengan sendirinya ketika mereka sudah cukup umur dan dewasa.

Harusnya kita manusia lebih sabar dan tetap kuat dalam mengendalikan diri sembari menunggu waktu yang tepat untuk berhubungan badan dibandingkan hewan diluar sana. Jangan kita yang sempurna ini dikalahkan kesabarannya oleh kesabaran binatang : masih bocah, masih anak sekolahan sudah melakukan hubungan seks diluar nikah. Apa gak malu?

Ayo amati perilaku binatang diluar sana. Lihatlah raja singa dirimba. Ketika ia memenangkan pertarungan sengit antara sesama jantan otomatis ia juga mendapatkan tiket untuk melampiaskan nafsunya kepada semua betina yang ia jumpai dalam kelompoknya. Apakah kita manusia juga seperti begitu? Ketika sudah sejahtera, dapat posisi hebat, harta melimpah maka kita berhak punya istri berapapun yang diinginkan tanpa mempedulikan perasaan wanita yang diduakan/ ditigakan/ diempatkan/ dan seterusnya?

Analisis yang dilakukan terhadap beberapa orang menyatakan bahwa sebenarnya orang-orang yang membenarkan pornografi dan menikmati seks bebas adalah mereka yang ingin dikatakan “hebat”, “populer” dan “kaya” akan tetapi IQ dan EQ -nya rendah untuk berkreasi dan berinovasi lebih. Jadi mereka mengeksploitasi pornografi dan melegalkan seks bebas dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih nama besar itu.

Secara naluriah, seks sudah tertanam dalam diri manusia oleh karena itu mendalaminya dengan pornografi dan free seks adalah pekerjaan orang bodoh yang konyol. Ada kesan tidak sabar dan lemah hati dimana seseorang kehilangan akal pikirannya sehingga berbut tidak senonoh sana-sini.

Sudah saatnya kita menyadari kemanusiaan ini lalu mengendalikan diri dan meninggalkan naluri kebinatangan yang panggunaanya tidak tepat pada waktunya.

Sudah saatnya kita menjadi manusia yang lebih manusiawi, yang menggunakal akal pikiran yang dianugerahi Sang Pencipta untuk memikirkan dan membahas hal-hal yang manusiawi termasuk mengendalikan diri dari pornografi dan hawa nafsu seks.

Kita bukannya belum pernah melakukan hal bodoh diatas. Hanya mengingatkan saja : “Sampai kapan kita terus begini?”. Diperbudak oleh hawa nafsu dan pornografi dimana kita mengenyangkan pihak-pihak tertentu dan secara tidak lungsung meninabobokan pikiran bahkan merusak mindset sendiri. Sudah saatnya kita lebih cerdas lalu mulai berbenah dan menjadi manusia yang seutuhnya.

Demikian saja. Salam dahsyat!

Referensi menang BERSAMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun