Mohon tunggu...
Alwin Iswanto Lase
Alwin Iswanto Lase Mohon Tunggu... Pegawai Honorer -

Senang bisa berguna bagi orang lain. https://lasealwin.info/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menang dan Kalah yang Tidak Penting

14 Agustus 2015   08:25 Diperbarui: 14 Agustus 2015   08:25 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hidup bukan kompetensi

 

Menang dan Kalah yang Tidak Penting. Banyak orang berpikir bahwa dunia ini adalah "all abaut competitions". Ada yang menang tapi tidak mau kalah. Entah berantah apa yang menyihir banyak orang untuk berlomba-lomba memperebutkan trophi angin kemenangan. Jika kami analisis kemungkinannya bisa saja :

  • Mencari kepuasan. Banyak orang yang masih belum tahu kebahagiaan itu apa (arti kebahagiaan-diklik saja) sehingga mereka berusaha mencari kepuasan nafsu untuk mengungguli sesamanya. Tidakkah dia sadari betapa banyak materi, pikiran dan tenaga yang di hambur-hamburkan untuk "kelihatan" lebih unggul dari orang lain.
  • Mencari pengakuan. Banyak orang yang masih belum bisa memaknai kehidupan dan memiliki kehidupan keluarga yaang buruk. Mereka tidak menemukan kehangatan dan keakraban dalam keluarga sendiri sehingga mereka mencari sensasi negatif diluar sana dengan berusaha untuk kelihatan lebih "waw keren.....".
  • Mencari kerjaan. Bukan rahasia lagi, orang yang gak ada kerjaan adalah yang paling getol pikirannya untuk berusaha "diperhatikan". Sudah kebiasaan manusia saat berpangku tangan dan berlama-lama goyang kaki pikiran cenderung negatif kebablasan. Oleh karena itu jika melihat orang lain lewat malah di buat salah paham dengan bertingkah aneh dan menjengkelkan.
  • Pendidikan yang kurang. Faktor ini berkaitan erat dengan "Pandangan hidup" seseorang. Orang yang sudah berpendidikan biasanya pandangan hidupnya untuk kemajuan dimana perubahan itu harus dimaklumi. Sayang sekali pada orang yang belum mengenyam pendidikan yang layak biasanya pandangan hidupnya disitu-situ aja, jika ada yang mengusiknya dalam posisinya itu akan dianggap sebagai saingan berat.
  • Mau dikendalikan orang lain / tidak punya prinsip. Orang jaman sekarang memang pintar-pintar, mereka sungkan/ malu melakukan pekerjaan remeh-temeh. Malah membayar orang lain untuk menekan lawannya secara tidak langsung, tersembunyi dan terstruktur. Orang-orang yang dibayar inilah yang membuat kompetisi semakin panas.
  • Pengaruh kotak ajaib. Pengaruh kotak ajaib memang sangat kental bagi setiap orang yang mengidolakannya. Televisi penuh dengan kompetisi, tanpa kompetisi tidak ada yang menarik, kalau tidak ada yang menarik tidak ada acara, bila tidak ada acara fulus/uang tidak lancar. Intinya adalah kompetisi dalam televisi ujung-ujungnya adalah untung-uang, lah kalau kita juga mempraktekkan persaingan dikotak ajaib itu dalam kehidupan nyata : apa kita dapat keuntungan - uang ?

Tidak semua yang kita lalui didunia ini harus berlabel "menang" bahkan saya mau tekankan bahwa orang yang TIDAK berKOMPETISI lebih tenang hidupnya dari pada orang yang ingin sekali dan mengejar kemenangan.
Dalam hal apa saja kita tidak perlu mempermasalahkan siapa yang menang dan kalah ? Ayo kita bahas.

  1. Dijalanan. Mungkin kebanyakan nonton acara MOTOGP atau film FAST Furious sampai-sampai beberapa orang merasa harus menang di jalanan. Kesalamatan tidak lagi diperhatikan bahkan keselamatan orang lainpun diabaikan. Mending jangan ikut-ikutan deh dengan aksi heroik nan konyol ini. Utamakan keselamatan jangan sampai kita m*ti konyol di jalanan. Bersabarlah kawan, tidak perlu kita menonjolkan gengsi yang tidak penting.
  2. Suara. Mungkin terobsesi dengan suara "hangcinda" atau yang lainnya sehingga membuat beberapa orang suka stel volume suara sampai geger. Orang lain yang mendengarnya juga berusaha membuat suaranya lebih geger lagi. Tindakan ini memang menjengkelkan dan ingin rasanya kita juga menyaingi kegilaan mereka dan membalasnya. Tapi semuanya itu tidak penting karena suara seperti pedang bermata dua jika digunakan pada saat yang tidak tepat justru mempermalukan diri sendiri. (Mengatasi kejengkelan terhadap gangguan suara - klik)
  3. Kekuatan fisik - otot. Mungkin terbius oleh obsesi dengan film-film action di TV sehingga segelintir orang mengedepankan kekerasan dalam setiap masalah yang dihadapinya. Harap semua orang memahami : yang suka kekerasan itu cuma manusia purba dan hewan. Masakan kita sama dengan makhluk jadul dan rendahan ini? Ingat sodara orang-orang seperti ini akan ikut dalam seleksi alam "terbunuh" atau bisa juga ikut dalam seleksi sosial "dipenjara". Yakin deh sama saya, asal saja kita berbuat yang baik, tidak ada orang yang terlalu bodoh menonjok/memukul kita. Yang kita perlukan di zaman sekarang ini adalah otak kalau ada yang macam-macam, sana lapor Polisi.
  4. Gangguan sosial. Namanya juga makhluk sosial sudah pasti kepentingan kita dan kepentingan orang lain itu berbeda. Kadang ketenangan kita terganggu oleh kepentingan/aktivitas orang lain. Saat itu juga rasa seolah terkalahkan muncul dan timbullah niat kita untuk memenangkannya dilain kesempatan dengan cara menciptakan gangguan serupa. Dan pada akhirnya kita saling bersaing entah berantah apa yang diperebutkan seolah keduanya saling mengungguli tanpa henti. Jika mode persaingannya seperti ini artinya kita telah terjebak dalam lingkaran setan yang tak berujung. Bijaklah xodara jangan terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak berfaedah.
  5. Mode fashion. Tidak salah mengikuti mode - trend. Tapi betapa tidak tepat apabila kita menghabiskan gaji sebulan bahkan tabungan hanya untuk "mode" biar kita mengalahkan mode orang-orang disekitar. Apalah "mode" 1 bulan lagi pasti ada mode baru, gak ada habisnya dah kalau diikuti. Jangan menggantungkan kepuasan pada pujian orang lain karena mode ini selalu berubah-ubah bahkan mode yang kita beli sekarang bisa saja seminggu lagi udah ada mode baru : apa anda siap? dan apakah kantong anda siap?. Yang saya tekankan disini adalah mode kita sesuaikan dengan dompet, seka-sekali bolehlah nyedot tabungan buat mode - trend tapi kalau hal ini terus berlangsung planing/rencana kita dimasa depan bisa bubar dan tidak terwujud. Menang dalam hal fashion gak penting jugalah dan gak bakal ada yang mau bayar kita karena hal ini juga gak bakal ada yang mau nawarin kita pekerjaan karena melihat fashion kita justru kita membuat orang lain "sakit mata" melihat mode fashion kita yang selalu berubah padahal 7 hari dalam seminggu belum berakhir.
  6. Perlengkapan - perabotan - asesoris. Kita memang perlu asesoris sebagai kebutuhan pelengkap atau sebagai hiburan. Akan tetapi betapa borosnya hidup ini jika yang ada dalam pikiran kita hanya "bagaimana caranya agar perabotan kita lebih mewah dari tetangga'. Tidak tepat rasanya jika kita berkompetisi dalam hal merek atau harga karena yang penting itu bukan mereknya tapi fungsinya. Kita tidak butuh kemewahan untuk bahagia, kita butuh keluarga untuk bahagia.
  7. Sosmed. Sesmed sekarang bukan lagi sekedar hiburan melainkan juga sebagai tempat kita menemukan teman, meluaskan wawasan, mengembangkan jaringan dan mempromosikan bisnis. Tapi lagi-lagi segelintir orang merasa harus menang dalam hal jumlah teman, likers, pengikut dan lain-lain. Ingat : dalam dunia maya (dunia palsu) semuanya bisa dibeli, ada uang ada popularitas. Gak pentinglah kita harus menang pengikutnya atau likersnya dari orang lain karena popularitas di dunia nyata tidak sama dengan popularitas didunia maya. Namanya juga dunia palsu semua yang ditampilkan adalah kepalsuan yang disamarkan yang belum tentu sama dengan kenyataannya bahkan tulisan saya inipun palsu apabila berseberangan dengan keyakinan anda.

Jika anda sudah terlanjur berkompetisi seperti uraian diatas ingatlah bahwa segelintir orang diuntungkan (klik). Setiap kompetisi biasanya ada wadahnya, semuanya jelas, hadiahnya/keuntungannya/rewardnya juga jelas. Kalau kita merasa tersaingi padahal orang lain biasa saja : merenung sejenak - ingatlah untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai.
Demikian saja, jika ada tambahan dari teman-teman sekalian, dipersilahkan.....

hidup bukan kompetensi
hidup bukan kompetensi
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun