Disudut kota kecil ini,
aku melarat pada satu hasrat
dan gugur sebelum klimaks.
Pikiranku terpampang wajah seorang puan,
hatiku kian terpantul namanya.
Sebut saja dia adalah sih "C".
Â
Puanku,
saat waktu akan berpisah
aku masih mengingatmu.
Aku masih ingin bercanda
dan bertengkar denganmu.
Ketahuilah, adegan romantis kita
tidak mampuh ku lenyapkan.
Â
Kau masih ada.
Aku tak punya keberanian
meniadakan namamu dalam jiwaku,
bisikan namamu masih terdengar dari kolegaku.
Aku daur mendengarnya
dan tak berdaya melukiskanmu.
Â
Aku lari sejauh mungkin,
bersemayam pada keramaian
dan berlindung dibawa candaan teman perantauanku.
Â
Dalam dekapan mereka aku mengemis tawa
agar mengingatmu saat sepi
tidak menjadi luka untuku.
2022, Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H