Lukaku masih ada
Masih merambah hati setiap hari
Lukaku terukir dan berlalu tanpa pasti.
Setetes darah masih mengalir dalam jiwa
Lelapku masih dihatui oleh luka
Hingga jantungku serasa kehilangan oksigen.
Pijakan kakiku diatas duri
Baitku layu dibantai parasmu bertubi-tubi
Serpihan tawa tak mampu lagi ku rangkai.
Luka tetap tumbuh
Jika kota ini tak lekas ku tinggalkan.
Disetiap sudut kota sudah kau huni
Rautmu selalu hadir pada persinggahanku
di setiap sela kota ini.
Wahai puanku Graisa !
Aku kalah denganmu
Juga mungkin membebanimu
Karena hari-hari bersamamu
masih ku kenang yang kini menjadi lukaku.
2022, Lasarus Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H