Teruntuk puanku yang berpalis.
Trimakasih atas singgahan jiwamu
Sekedip kilat berhasil kau regas jiwa ini.
Separuh windu menuturkan kisah mengesankan
Kota Tinutuan menjadi saksi bisu warita
17 februari adalah pangkal kisah dimulai.
Hari-hariku kau hias begitu rapi dan indah
Hingga mimpi setiap lelapku bertabur asmara.
Sialku adalah tidak meralat raga ini
Maka waktu bosan mendera, dirimu berpetualang
Hingga temukan perteduhan yang sepadan.
Aku membenarkan ratapan jiwamu
Mengeruk pedih dalam asmara amatlah sendu
Kisah pun bermuara tanpa ku duga.
Kau adalah aktor dalam skenario hidup
Memberiku ganjaran fitra manusia
Mengikir hati yang bekuh didepan taat.
Kau terlalu sanjung ku lapangkan dalam dada
Melampaui akal serta batinku
Kau terlalu besar yang harus tidak ku rangkul.
Datangmu menasehati kalbuku yang lamun
Merobek hasrat dalam lipatan arongansi
Cara pamitmu dariku berhasil kau perankan.
Puanku !
Kau menutup cerita ini dengan sempurna.
2022, Lasarus Goleo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H