Mohon tunggu...
Larindi AyuKusuma
Larindi AyuKusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Larindi Ayu Kusuma, merupakan salah satu mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi. Sesuai dengan prodi saya sendiri, saya merupakan seseorang yang memiliki minat untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan suka juga berkomunikasi melalui lagu, atau dapat disebut juga menyampaikan pesan melalui lagu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunikasi Antar Budaya di Era Globalisasi Mencakup Banyak Hal Dimulai Dari Hambatan, Langkah-Langkah, dan Peran Penting Komunikasi Antar Budaya

29 November 2024   23:50 Diperbarui: 29 November 2024   23:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

- Tunjukkan Minat Tunjukkan minat yang tulus pada apa yang dikatakan orang lain. Hal ini dapat dicapai dengan mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Hindari sikap skeptis atau ketidakpercayaan, karena hal ini dapat menghambat komunikasi yang baik.

- Memahami bahasa verbal dan nonverbal Memahami bahasa verbal dan nonverbal budaya lain sangatlah penting. Hal ini mencakup pengenalan simbol, gerak tubuh, dan ekspresi

D.Pengalaman antar budaya yang dialami

Saya sebelum masuk SMK di Sragen Jawa Tengah, saya merupakan anak rantauan yang dari kecil tinggal di Sumatera Utara. Seperti yang kita ketahui bahwa Sumatera Utara atau orang-orang yang kerap menyebutnya Kota Medan, dan di kenal kalau berbicara menggunakan nada yang tinggi dan keras, itulah budaya atau ciri khas yang ada disana. Sejak tinggal disana sekitar 15 tahun, saya pun terbawa oleh budaya yang ada disana, karena seringnya berinteraksi dan bertemu dengan masyarakat yang ada di Sumatera Utara.

Bertepatan pada tahun 2020 maraknya COVID-19 saya pindah sekolah di SMK Sragen Jawa Tengah, pada saat COVID saya jarang sekali bertemu dengan teman-teman saya yang sudah sedari kecil tinggal di Jawa, karena terhalangnya peraturan untuk belajar via online. Pada saat itu pula saya mencoba untuk mengikuti beberapa organisasi yang ada di SMK Sragen, agar saya bisa lebih mengenal sekolah yang saya tuju. Dengan bergabungnya saya di organisasi itu, saya lebih kerap bertemu dengan teman-teman yang asli dari Jawa.

Dan mulai dari itu saya merasa bingung, mereka menggunakan bahasa jawa yang saya tidak mengetahui artinya sebagai saya seorang siswa yang baru saja pindah. Pastinya mereka yang asli Jawa saat berbicara menggunakan bahasa yang sangat khas, dan menggunakan nada yang sangat lemah lembut. Dan ketika saya berbicara, saya masih terbawa dengan khas Medan yang saya ikuti sedari kecil. Mereka yang tidak mengetahui saya dan baru kenal saya, mereka mengira bahwa saya adalah seseorang yang lagi marah karena menggunakan nada suara sedemikian mungkin. Tetapi dari hal itu mereka mulai kenal dan kita saling mengulik tentang daerah satu sama lain.

Dengan saya yang menggunakan nada tinggi dan mereka yang menggunakan nada lemah lembut menimbulkan perspektif yang beragam pada saat itu. Dari itulah saya juga belajar bahwa alangkah baiknya menunda penilaian terlebih dahulu, saya dan mereka saling berinteraksi/berbicara, bahkan jadi bisa mempelajari budaya satu sama lain. Dan saya sebagai siswa yang baru pindah juga diberi ilmu oleh mereka tentang daerah dan budaya yang ada di Sragen Jawa Tengah

 
E.Pengaruh dan Urgensi mata kuliah Komunikasi Antar Budaya dengan profesi jurnalistik

Sebagai seorang jurnalis, pemahaman tentang komunikasi antar budaya sangat penting dan memiliki pengaruh besar terhadap profesi ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mata kuliah komunikasi antar budaya sangat relevan bagi seorang jurnalis:

1. Memperluas Wawasan

Mata kuliah komunikasi antar budaya ini sangat membantu bagi seorang jurnalis, dengan pemahaman tentang wawasan yang lebih dalam terhadap norma, nilai-nilai, dan praktik budaya yang berbeda. Sebagai jurnalis pastinya tidak hanya bertemu dengan satu orang yang memiliki budaya yang sama, dari itu kemampuan untuk memahami konteks budaya dari narasumber  memungkinkan penyampaian informasi yang lebih akurat dan sensitive terhadap perbedaan budaya. Hal in dapat menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan reputasi media nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun