Mohon tunggu...
Laras Septiani
Laras Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan sejarah

dibuat untuk keperluan tugas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Analisis Bahaya Self Diagnosis terhadap Psikologis Individu

16 Desember 2021   07:10 Diperbarui: 16 Desember 2021   07:15 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kemajuan teknologi yang terjadi pada era ini membawa pengaruh bagi kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang mengalami kemajuan paling pesat adalah teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi memiliki dampak tersendiri bagi dunia kesehatan. Kemudahan dalam mengakses segala informasi mengenai kesehatan, menyebabkan tidak sedikit orang yang mencari tahu sendiri penyebab dari gejala kesehatan yang mereka alami. Fenomena ini disebut dengan self-diagnosis.

 Dikutip dari laman halodoc.com yang mengatakan bahwa self diagnosis merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang dicari dan didapatkan oleh seseorang tersebut. Informasi yang diperoleh bisa dari mana saja baik dari internet, teman, keluarga ataupun pengalaman diri sendiri yang pernah dialami. Self diagnosis berbahaya bagi kesehatan karena sudah seharusnya diagnosis hanya dilakukan oleh tenaga medis atau ahlinya. 

Salah satu self diagnosis yang paling marak dilakukan yaitu self diagnosis mengenai kesehatan mental. Terlebih pada saat ini topik tentang kesehatan mental marak dibicarakan di berbagai platform media sosial, mulai dari twitter, instragram, hingga tiktok. Bahkan terdapat akun khusus yang menyediakan informasi mengenai kesehatan mental. Menurut Prita Yulia Maharani, M.Psi yang merupakan Psikolog, tim konselor dari aplikasi konseling Riliv mengatakan bahwa, "Banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka." 

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, self diagnosis cukup berbahaya karena hasil diagnosa yang dilakukan hanya berdasar pada pengetahuan sendiri dan tidak adanya konsultasi terhadap ahli. Sehingga self diagnosis atau diagnosis diri rentan salah karena tidak terjamin ketepatan dan keakuratan dari informasi yang diterima. Dikutip dari laman cnnindonesia.com dikatakan bahwa self diagnosis bisa menjadi fatal apabila tindakan yang diambil dalam pengobatan dan perawatan yang seseorang lakukan tidak sesuai dengan penyakit yang diderita. Selain itu, bahaya dari self diagnosis adalah melewatkan fakta bahwa yang diderita adalah penyakit medis, bukan sindrom kejiwaan. Bahkan self diagnosis dapat membuat seseorang menyangkal tentang masalah kesehatan yang dialami sehingga memperburuk kondisi kesehatan mental. 

Kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan watak manusia dalam keadaan yang normal, tenteram, dan tenang, sehingga dapat menjalankan aktivitas dan menikmati kehidupan sehari hari. Kesehatan mental berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berpikir, merasa, bertindak, serta membuat keputusan juga bagaimana seseorang stres dan berinteraksi dengan orang lain. Orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hari, kemampuan, berpikir, serta kendala emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk. Dikutip dari laman halodoc.com, self diagnosis berpengaruh terhadap kesehatan mental dengan menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu. Secara berkepanjangan akan berdampak pada timbulnya gangguan kecemasan umum, yakni kekhawatiran berlebih terhadap situasi tertentu.

Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari self diagnosis kita bisa lebih kritis dalam memilah kembali informasi yang didapatkan dari Internet dan memastikan terlebih dahulu apakah sumber yang diperoleh valid. Selain itu, yang terpenting adalah melakukan konsultasi kepada psikolog. Dalam melakukan diagnosis, psikolog tidak serta merta dengan meninjau gejala yang dialami langsung bisa mengklaim bahwa seseorang mengalami penyakit psikologis tertentu. Konsultasi psikologi merupakan tindakan diagnosis untuk menilai keadaan pikiran pasien dan bagaimana keadaan tersebut mempengaruhi perilaku dan jalannya kehidupan pasien. Psikolog akan membuat rencana pengobatan yang sesuai dengan keadaan pasien berdasarkan serangkaian tes. Dikutip dari laman sehatq.com dalam mendiagnosis pasien terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh psikolog, yaitu:

  • Pengumpulan informasi melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium serta kuesioner, 

  • Analisis informasi melalui pengecekan dengan Diagnostic and Statistical Manual edisi kelima (DSM-5) yang merupakan panduan bagi dokter dan ahli kesehatan mental untuk mendiagnosis suatu penyakit psikologi tertentu,

  • Pembentukan diagnosis dengan membuat diagnosis tinjauan ulang yang mana bisa saja mendapatkan lebih dari satu diagnosis.

sumber:

Fadhli Rizal Makarim. (2021). Bahaya Self-Diagnosis yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental. halodoc.com

Arif Putra.  (2019). Awas, ini Bahaya Self Diagnosis terhadap Gangguan Mental Anda. sehatq.com

Ihda Fadia. (2021). Memahami Apa itu Kesehatan Mental Hingga Cara Menjaganya. hallosehat.com

ditulis oleh: Ergi Dimas, Fahrudin Nur, Laras Septiani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun