Mohon tunggu...
Laras Sekar
Laras Sekar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi yang hobi menggambar, baca novel, dan nyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

The Miracle of The Han River: Keajaiban Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan

19 Maret 2021   17:17 Diperbarui: 19 Maret 2021   17:22 5364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini, hampir semua orang di berbagai penjuru dunia mengetahui tren-tren terbaru dari negara Korea Selatan. Siapa yang tidak mengenal grup Blackpink, serial drama World of Married, hingga lagu-lagu populer lain yang telah merajai top global hits? 

Meluasnya berbagai macam tren Korea Selatan, yang disebut dengan Korean Wave (Hallyu Trend), membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini dibuktikan dengan jumlah PDB Korea Selatan tahun 2017 yang menduduki peringkat ke-14, yaitu sebesar US$2.035 triliun. 

Sebelum Korean Wave mendunia, Korea Selatan sudah lebih dulu dikenal dunia dengan keberhasilannya dalam sektor perekonomian. Istilah The Miracle of The Han River yang merujuk pada pertumbuhan ekonomi Korea Selatan merupakan fenomena yang luar biasa.

Fenomena yang dialami Korea Selatan adalah salah satu transformasi ekonomi terbesar di dunia dalam 60 tahun terakhir. Berangkat dari basis ekonomi pertanian pada tahun 1960-an, saat ini Korea Selatan menjadi negara industri dengan PDB sebesar US$1,62 triliun tahun 2020 (Organization for Economic Cooperation). 

Korea Selatan terdiri dari masyarakat agraris yang tradisional, feodalistik, dan terisolasi dari dunia Barat hingga akhir abad ke-19. Kolonialisasi Jepang selama periode 1910 hingga 1945 rupanya juga menyisakan dampak positif bagi Korea Selatan, yaitu modernisasi, yang selanjutnya akan membantu negara ini dimasa depan.  

Beberapa faktor utama yang berperan dalam perkembangan ekonomi Korea Selatan adalah perbaikan lingkungan bisnis (business environment) dan kebijakan pemerintah yang mendorong investasi dalam inovasi (research and development).

 Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Park mencanangkan rencana lima tahun (fve-year economic development plan). Ia menyatakan bahwa pembangunan ekonomi akan menjadi fokus utama pemerintahannya. 

Hal itu dibuktikan dengan pembangunan Jalur Ekspres Gyeongbu, jalur kereta bawah tanah, Perusahaan Besi dan Baja Pohang (POSCO), serta penciptaan industri berat dan kimia. Dalam bidang riset dan pengembangan teknologi, Korea Selatan  menganggarkan lebih banyak dana dibandingkan beberapa negara maju lainnya.

Pemerintah berusaha meningkatkan ekspor, namun tetap melakukan pembatasan impor untuk melindungi produk domestik. Pemerintah selanjutnya mendirikan perusahaan publik untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup banyak orang yang membutuhkan modal besar-besaran. Selain itu, perusahaan yang didirikan pemerintah ini juga bertujuan untuk meminimalisasi timbulnya kegagalan pasar (market failure). 

Kemudian, beberapa konglomerat Korea selatan, yang disebut dengan "Chaebols", mulai mendirikan perusahaan-perusahaan multinasional yang kuat untuk mendongkrak ekonomi negara. 

Perusahaan tersebut, antara lain Samsung, LG, serta beberapa perusahaan otomotif seperti Hyundai dan KIA. Skala perusahaan-perusahaan besar ini mampu mengumpulkan sumber daya secara besar-besaran. Hal ini memungkinkan usaha industrialisasi Korea Selatan bergerak ke fase pertumbuhan baru. 

Meskipun industrialisasi menjadi fokus utama, pemerintah tidak melupakan sektor pertanian. Pada awal tahun 1970-an, pemerintah Korea Selatan melakukann reformasi pertanahan yang tujuannya adalah memperkuat sektor pangan dan mengurangi kesenjangan pendapatan antara penduduk desa dengan penduduk kota.

Faktor lain yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan adalah peningkatan sumber daya manusia. Pemerintah Korea Selatan menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap investasi sumber daya manusia. 

Angkatan kerja yang relatif berpendidikan menjadi penyokong utama dalam pertumbuhan Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi negara tidak akan bisa tercapai tanpa menambahkan aspek penting sosial, yaitu pembentukan dan perubahan pola pikir masyarakat.

Pada akhirnya, keberhasilan ini membuktikan bahwa intervensi pemerintah tidak selalu menjadi tindakan yang buruk. Dalam kasus ini, pemerintah Korea Selatan berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi hanya dalam kurun waktu 60 tahun. 

Selain itu, penduduk Korea Selatan juga terkenal dengan semangat nasionalismenya. Kemauan untuk menggunakan produk-produk dalam negeri ini menjadi pendorong bagi produsen-produsen dalam negeri untuk menciptakan produk berkualitas tinggi, yang akhirnya mampu bersaing dalam dunia Internasional.

Sumber :

Kim, S Kwan. (1991). The Korean Miracle (1962-1980) Revisited: Myths and Realities In Strategy and Development. Kellogg Institute Working Paper #166, November 1991. 53-59.

Park, Jong-Dae. 2019. Korea's Path of Development in Retrospect. Re-Inventing Africa's Development. 13-20.

Domnguez, D. & Mazumdaru, S. Why innovation is king in South Korea. Diakses pada 17 Maret 2021

Yonhap. 2021. S. Korea Estimated to Have Ranked 10th in 2020 Global GDP Rankings. Diakses pada 17 Maret 2021 

 Sendow, B. Mamentu, M. Rengkung. Korean Wave Sebagai Instrumen Soft Power Diplomasi Kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. (Skripsi, Universitas Sam Ratulangi). Diakses pada 17 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun