Meskipun industrialisasi menjadi fokus utama, pemerintah tidak melupakan sektor pertanian. Pada awal tahun 1970-an, pemerintah Korea Selatan melakukann reformasi pertanahan yang tujuannya adalah memperkuat sektor pangan dan mengurangi kesenjangan pendapatan antara penduduk desa dengan penduduk kota.
Faktor lain yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan adalah peningkatan sumber daya manusia. Pemerintah Korea Selatan menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap investasi sumber daya manusia.Â
Angkatan kerja yang relatif berpendidikan menjadi penyokong utama dalam pertumbuhan Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi negara tidak akan bisa tercapai tanpa menambahkan aspek penting sosial, yaitu pembentukan dan perubahan pola pikir masyarakat.
Pada akhirnya, keberhasilan ini membuktikan bahwa intervensi pemerintah tidak selalu menjadi tindakan yang buruk. Dalam kasus ini, pemerintah Korea Selatan berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi hanya dalam kurun waktu 60 tahun.Â
Selain itu, penduduk Korea Selatan juga terkenal dengan semangat nasionalismenya. Kemauan untuk menggunakan produk-produk dalam negeri ini menjadi pendorong bagi produsen-produsen dalam negeri untuk menciptakan produk berkualitas tinggi, yang akhirnya mampu bersaing dalam dunia Internasional.
Sumber :
Kim, S Kwan. (1991). The Korean Miracle (1962-1980) Revisited: Myths and Realities In Strategy and Development. Kellogg Institute Working Paper #166, November 1991. 53-59.
Park, Jong-Dae. 2019. Korea's Path of Development in Retrospect. Re-Inventing Africa's Development. 13-20.
Domnguez, D. & Mazumdaru, S. Why innovation is king in South Korea. Diakses pada 17 Maret 2021
Yonhap. 2021. S. Korea Estimated to Have Ranked 10th in 2020 Global GDP Rankings. Diakses pada 17 Maret 2021Â
 Sendow, B. Mamentu, M. Rengkung. Korean Wave Sebagai Instrumen Soft Power Diplomasi Kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. (Skripsi, Universitas Sam Ratulangi). Diakses pada 17 Maret 2021