Mohon tunggu...
Laras RatihMaheswari
Laras RatihMaheswari Mohon Tunggu... Guru - Guru mapel Geografi di SMAN 1 Cisarua

Senang mengajar, sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengambilan Keputusan - Koneksi Antar Materi

23 April 2023   05:54 Diperbarui: 23 April 2023   06:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Laras Ratih Maheswari, CGP Angkatan 7 Kab. Bogor

Pengambilan keputusan merupakan salah satu topik yang dipelajari dalam Pendidikan Guru Penggerak. Tidak aneh, pengambilan keputusan dapat menjadi hal yang sulit. Bagi seorang pimpinan sekolah, pengambilan keputusan menjadi makanan sehari-hari. Bagi seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan sudah dilakukan sejak merencanakan pembelajaran.

Bagaimana pengambilan keputusan, jika kejadian yang dihadapi berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan? Berikut ini adalah beberapa pertanyaan pemantik dan jawaban yang mampu menghubungkan antara konsep pengambilan keputusan, dengan pendidikan.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan.

Bagaimana penerapannya dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin:

  • ing ngarso sung tuladha: Pengambilan keputusan oleh pimpinan harus menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah. Harus dilakukan tahap pengujian, sehingga minimal lolos uji legal, uji regulasi, dan uji publikasi. Dengan demikian, keputusan tersebut kokoh dan dapat dijadikan acuan atau teladan di masa depan,jika ada kejadian yang mirip.
  • Ing Madyo mangun karsa. Pemimpin dalam mengabil keputusan, bukan sekedar melihat benar dari satu pihak, namun lihat juga kebenaran dari pihak lain. Inilah yang disebut dilema etika. Rasa kemanusiaan harus dipegang teguh agar keputusan tersebut sehingga mendorong  semua pihak berpkir untuk kemajuan pembelajaran. Oleh karenanya, seringkali pemimpin harus melakukan investigasi opsi trilema atau berpikir out of the box.
  • Tut wuri handayani, pengambilan keputusan juga perlu mendorong semua pihak untuk bergerak bersama. Oleh karenanya, pengambilan keputusan juga perlu menggunakan prinsip end-based thinking, berpikir pada hasil akhir.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita terutama akan mempengaruhi prinsip pengambilan keputusan. Setidaknya, terdapat tiga prisnsip utama dalam pengambilan keputusan: end-based thinking, rule-based thinking, dan care-based thinking.

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking); misalnya dianut oleh orang yang memegang nilai bergotong royong, kerja sama, dan kreativitas.
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), cenderung dipraktikkan jika seseorang memegang teguh nilai komitmen, integritas, dan rasa hormat.
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), diterapkan jika seseorang memegang nilai empati dan toleransi.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Salah satu metode Coaching adalah menggunakan teknik TIRTA: Tetapkan TUJUAN -- IDENTIFIKASI -- Rencana Aksi -- Tanggung Jawab.

Tahapan IDENTIFIKASI dan Rencana Aksi amat bermanfaat jika digunakan untuk melakukan uji pengambilan keputusan. Salah satunya: Uji legalitas, uji regulasi, uji publikasi. Selain itu, teknik coaching ini bermanfaat untuk mencari alternatif solusi yang lebih baik (investigasi opsi trilema).

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kompetensi sosial dan emosional meliputi 5 komponen: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Untuk membuat suatu pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, seseorang perlu memiliki keterbukaan pikiran, kemampuan mengevaluasi, merefleksikan peran seseorang, dan berpikir kritis.

Oleh karenanya, seseorang perlu memiliki kesadaran diri, terutama dalam dua hal:

  • Mengidentifikasi emosi yang sedang dialami, dan
  • Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias.

Dengan demikian, pengambilan keputusan pada permasalahan yang bersifat dilema etika, dapat lebih jernih, melihat dari segala sisi, tidak berpihak, dan benar-benar memikirkan solusi terbaik bagi pembelajaran peserta didik,

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi bagaimana ia mengambil keputusan. Namun demikian, melalui pembahasan studi kasus masalah dilema etika, akan dapat diketahui bahwa jika melalui tahapan pengujian pengambilan keputusan, akan didapatkan suatu keputusan yang lebih jernih daripada keputusan awal yang diinginkan oleh pendidik tersebut. Misalnya, seorang pendidik yang memegang teguh nilai keadilan dan kedisiplinan, pada awalnya  tidak ingin memberikan kesempatan ujian susulan bagi anak, karena anak tersebut jarang hadir di kelas. Namun, perlu dilakukan tahap uji pengambilan keputusan. Bagaimana jika ternyata terdapat masalah pelik dalam keluarga anak tersebut? Apakah keputusan awal merupakan hal terbaik dalam pembelajaran, ataukah mungkin ada keputusan lain yang muncul setelah melakukan proses coaching dan uji pengambilan keputusan?

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan sangat mempengaruhi kemajuan sekolah sebagai institusi pendidikan. Pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan yang baik, tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Oleh karenanya, seorang pemimpin perlu mengkaji keputusan yang diambilnya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pada kasus dilema etika, kita menghadapi kondisi 'benar lawan benar'. Oleh karenanya, keputusan yang diambil oleh pemimpin, belum tentu menyenangkan bagi semua pihak. Bahkan, jikalau keputusan tersebut sudah melalui tahap uji pengambilan keputusan, belum tentu keputusan ini memuaskan semua pihak di sekolah.

Seorang pemimpin tetap perlu teguh pendirian, memberikan sosialisasi sebaik mungkin, dan juga melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penerapan keputusan tersebut.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Murid memang berbeda-beda. Dalam hal minat, bakat, latar belakang, hingga kecepatan penyerapan pembelajaran. Namun, yang perlu dilihat paling awal dalam pengambilan keputusan, apakah keputusan tersebut terkait Dilema Etika, atau Bujukan Moral?

Jika berupa Dilema Etika, maka keputusan yang diambil harus sebaik mungkin berpihak pada pengembangan potensi murid.

Namun, jika berupa Bujukan Moral, maka, menjadi jelas keputusan apa yang harus diambil, terlepas dari keinginan guru untuk memfasilitasi perbedaan murid.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran mengambil keputusan secara rutin, tentang bagaimana ia akan menyelenggarakan pembelajaran. Bahkan dalam tahap perencanaan, sudah banyak keputusan yang diambil. Keberhasilan pembelajaran, tentunya memberi pengaruh baik terhadap murid. Misalnya: meningkatnya kepercayaan diri, meningkatnya ilmu pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, dan ditemukannya minat dalam diri murid tersebut.

Terkadang, pemimpin pembelajaran juga perlu mengambil keputusan terkait dilema etika serta bujukan moral. Keputusan yang baik tentunya dapat berpengaruh baik bagi murid maupun sekolah secara keseluruhan. Namun, guru pun harus siap, bahwa keputusan yang dianggap terbaik ini belum tentu dapat menyenangkan semua pihak, bahkan bagi murid itu sendiri.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang  saya ambil adalah, pengambilan keputusan memerlukan suatu ilmu. Kemampuan pengambilan keputusan ini sendiri merupakan puncak dari pengetahuan metakognisi seseorang. Dalam tahapan pengambilan keputusan, seseorang perlu mengetahui: apa sebenarnya tujuan pendidikan dan pembelajaran. Untuk menyelidiki berbagai solusi yang memungkinkan, seseorang perlu menerapkan teknik coaching, sehingga identifikasi dan rencana aksi berlangsung baik. Mereka juga perlu mengetahui bagaimana menggerakkan orang-orang dalam menjalankan keputusan tersebut.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya telah memahami dengan baik mengenai 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Hal yang menurut saya di luar dugaan, adalah perlunya menelaah secara mendalam, mana yang merupakan kasus dilema etika, mana yang merupakan bujukan moral. Kesalahan dalam penetapan, akan menjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan nantinya. Jika yang dihadapi adalah permasalahan dilema etika, perlu ambil waktu sejenak untuk memikirkan keputusan yang akan diambil, terutama dengan menerapkan langkah pengujian keputusan.

Namun, jika ternyata yang dihadapi adalah bujukan moral, menjadi terang benderang, langkah apa yang harus diambil, karena sesungguhnya salah satu pilihan adalah salah, atau melanggar peraturan dan hukum yang ada.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, biasanya ketika saya melakukan pengambilan keputusan selalu melalui tahapan diskusi dengan rekan sejawat dan mendengarkan pendapat (atau sudut) pandang lain agar saya memiliki cara pandang yang lebih dalam melihat suatu permasalahan agar dapat menentukan keputusan yang terbaik. 

Walaupun demikian, keputusan yang saya ambil pada akhirnya cenderung berprinsip rule-based thinking.

Namun, setelah mempelajari modul 3.1, saya menyadari bahwa tidak selalu nilai-nilai yang lain salah. Saya perlu memperluas pemahaman dan berpikir lebih maju ke depan, untuk mengambil keputusan yang lebih baik secara jangka panjang dan lebih memikirkan pihak-pihak lainnya.


Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya berharap dapat selalu mengambil keputusan dengan lebih baik. Hal ini dimulai dengan memikirkan, apakah kejadian tersebut termasuk dilema etika, atau bujukan moral? Kemudian dilanjutkan dengan penerapan langkah-langkah pengambilan keputusan.

Saya ingin berpikir lebih jernih dan tidak emosional dalam mengambil tiap-tiap keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting. Seorang guru perlu mengambil keputusan tiap harinya. Lebih lanjut, keputusan tersebut bisa jadi mempengaruhi murid. Oleh karenanya, keterampilan pengambilan keputusan bagi seorang guru menjadi krusial.

Demikianlah koneksi antar-materi modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

*) Artikel ini dibuat sebagai bagian dari tugas 3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun