Mohon tunggu...
Laras Putri
Laras Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

i am just a woman who wanna become a calm woman when it comes to any situation and my biggest goal is calmness right now, i am sick of irritation, anger, sadness, and rage.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seorang Pria Tua Berjualan Bunga di Pinggir Jalan

29 Oktober 2024   23:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   23:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga menjadi hal yang di gemari oleh generasi z belakangan ini, khususnya pada perempuan. Bunga sering di artikan dengan lambang cinta, kasih sayang, persahabatan, ketulusan, dan juga kesedihan. Bunga memiliki berbagai macam jenis seperti bunga mawar, bunga tulip, bunga melati, bunga lili, bunga matahari dan lain-lain, jenis bunga tersebut memiliki arti yang berbeda beda.

Bandung mempunyai julukan kota kembang, saat sedang membuat tugas di tempat makan yang berada di simpang dago, terlihat dari jendela ada beberapa bapa bapa sedang membawa bunga. Cocok sekali julukan Kota Bandung dan isinya yang biasanya bunga di jual di sebuah toko kecil tetapi kali ini di pinggir jalan tepatnya di lampu merah.

Wahyudi berusia 60 tahun merupakan pendatang di Kota Bandung ini dari tahun 1988. Ia adalah bapa bapa yang tadi terlihat sedang menjual beberapa bunga di lampu merah. Sebelum menjual bunga, Wahyudi sudah bekerja saat zaman Dago Guest.

"Dulu saat masih muda tahun 1988 saya bekerja saat zamannya Dago Guest tahun 90" Ucap Wahyudi

Ia pernah menjadi satpam di Hotel Royal Dago, tetapi mengundurkan diri dan kembali ke kampung halamannya yaitu Solo selama 3 bulan. Saat balik ke Bandung ia mulai menjual rokok asongan di Simpang Dago.

"Waktu saya ke Bandung lagi saya jual rokok asongan sebelum jual bunga tahun 2004, tapi sampe sekarang juga masih jual rokok. Habis mau usaha apa, mau usaha yang bener juga gaada modalnya. Jadi saya akhirnya coba-coba jualan bunga" Ucap Wahyudi

Lokasi berjualan bunga tidak berubah ubah sejak dahulu, masih di Simpang Dago persisnya di lampu merah. Dahulu Wahyudi melihat banyak orang Lembang yang berjualan bunga di pinggir jalan lalu ia ikutan juga berjualan bunga dan mendapat penghasilan yang cukup.

"Dulu disini banyak orang Lembang yang jualan bunga, jadi saya ikut-ikutan. Lumayan juga hasilnya, sekarang pengennya lebih baik dari itu, tidak ngasong atau jualan bunga lagi karena udah tua" kata Wahyudi

Wahyudi juga memberitahu kenapa ia hanya berjualan di Simpang Dago karena jalan yang ia tahu hanya itu, karena dulu bekas kerja di sekitar jalan Ir. H. Djuanda.

Dahulu cukup ramai pembeli apalagi saat weekend, tapi selama zaman berubah dan sekarang lebih banyak menggunakan aplikasi online, usaha Wahyudi semakin menurun.

"Kalau dulu usaha bisa di bilang bagus, jualan bunga dan jualan rokok juga bagus, sehari bisa dapat Rp200.000 sudah bersih. Tapi itu dulu sebelum ada online, sekarang jadi nurun saya mau bayar kontrakan juga suka telat." Ucap Wahyudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun