Kamu selalu percaya, hujan terjadi ketika bumi menangisi dirinya sendiri
Kamu selalu percaya, lengkungan pelangi adalah bumi yang tersungging setelah ditetesi air matanya
bahkan kamu pun percaya bahwa peri-peri berkomplot menyembunyikan harta karun diballik pelangi
"Gugusan bintang memiliki makna yang tersembunyi sejauh jutaan tahun cahaya, makna yang lebih dalam dibandingkan dengan teori-teori ilmu astrolonomi, makna tentang rasa."
Begitu ucapmu
"Tidak ada perjalanan yang berakhir, semua hanyalah berpindah tempat."
Pun begitu yang kau yakini
Kamu senang membiarkanku tertegun kebingungan
Kau akan tersenyum kecil, sambil memperhatikan
Aku yang berkutat menelaah isi pikiranmu dan membandingkannya dengan pikiranku
Menerka-nerka apalagi ocehanmu mengenai semesta dan segala isinya
Mungkin aku terlalu lama menebak-nebak
Semesta yang ada di pikiranmu terlalu jauh untuk ku jangkau
Tak kusadari kaupun beranjak, meninggalkanku dengan tanda tanya besar di atas kepala
menyisakan aku dalam diam, mengutuk diri sendiri yang terlalu terlambat untuk menyadari
bahwa ada satu hal yang aku percaya tetapi kau menolak untuk percaya
aku dan kamu, kita berdua, sebenarnya tak berjarak
Bandung, 25 Desember 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H