"Gula dan garam, dua sumber kelezatan dalam masakan."
Di tengah maraknya gaya hidup modern, kita seringkali tergoda oleh makanan cepat saji dan olahan yang kaya akan gula dan garam.Â
Meskipun rasa manis dan gurih memang menggugah selera, konsumsi berlebihan dari kedua bahan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan kita.Â
Gula tambahan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, sementara garam yang berlebihan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.Â
Namun, menjaga kesehatan tidak berarti harus mengorbankan kenikmatan dalam makan. Ada banyak cara untuk tetap menikmati hidangan lezat tanpa harus khawatir akan risiko kesehatan.
Takaran aman yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan  menurut WHO untuk konsumsi gula adalah tidak melebihi 10% dari total asupan kalori harian.Â
Bahkan untuk manfaat kesehatan tambahan, disarankan untuk mengurangi konsumsi gula tambahan hingga dibawah 5% dari total asupan kalori harian.Â
Batas maksimalnya yaitu sekitar 25 gram (6 sendok teh) gula tambahan perhari untuk orang dewasa dengan kebutuhan kalori harian 2.000 kalori.Â
Sedangkan untuk garam adalah kurang dari 5 gram (sekitar satu sendok teh) per hari, yang setara dengan kurang lebih 2.000 mg natrium.
Beberapa kasus konsumsi gula dan garam berlebihanÂ
Di Indonesia, masalah kelebihan konsumsi gula dan garam pada anak dan remaja telah menjadi perhatian serius.Â
Banyak anak dan remaja yang mengalami kondisi obesitas dan diabetes tipe 2, yang sebagian besar disebabkan oleh pola makan tidak sehat seperti mengkonsumsi makan manis dan makanan cepat saji.Â