Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar adalah menyentuh kehidupan dengan cara yang tidak terduga, dan menulis adalah cara untuk membagikan cerita dari hati ke hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

IHT Guru, Solusi untuk Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran

10 Juli 2024   20:23 Diperbarui: 11 Juli 2024   03:56 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IHT sebagai solusi strategis yang dirancang untuk memberikan pelatihan yang relevan dan spesifik sesuai dengan kebutuhan individu sekolah.

Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, dunia pendidikan terus menghadapi tantangan untuk tetap relevan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Salah satu kunci untuk menjawab tantangan ini adalah dengan memastikan bahwa para pendidik, khususnya guru, terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pelatihan berkelanjutan.

IHT atau In House Training adalah sebuah program pelatihan internal yang dilaksanakan di dalam lingkungan sekolah. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam berbagai aspek pengajaran dan manajemen kelas, serta memastikan bahwa mereka selalu selangkah lebih maju dalam mengikuti perkembangan kurikulum dan teknologi pendidikan. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, IHT menjadi semakin penting dengan adanya perubahan kebijakan kurikulum, seperti pengenalan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa.

Mengapa IHT penting?

In House Training atau IHT merupakan alat penting dalam pengembangan profesional guru karena memberikan kesempatan untuk:

1. Menyesuaikan Pelatihan dengan Kebutuhan Sekolah. IHT memungkinkan pelatihan yang dirancang khusus sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut. Hal ini memastikan relevansi dan efektivitas pelatihan.

2. Meningkatkan Kompetensi Guru. Pelatihan ini fokus pada peningkatan keterampilan mengajar, pengetahuan tentang materi pelajaran, dan penggunaan teknologi pendidikan, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan kualitas pengajaran.

3. Mendukung Implementasi Kurikulum Baru.  Dengan adanya perubahan kebijakan kurikulum seperti Kurikulum Merdeka, IHT membantu guru beradaptasi dengan cepat dan efisien terhadap perubahan tersebut.

Apa manfaat IHT?

IHT memiliki beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh guru diantaranya:

1. Peningkatan Keterampilan Mengajar. Guru mendapatkan pelatihan dalam metode pengajaran baru dan strategi pembelajaran yang efektif, termasuk pembelajaran berdiferensiasi dan penggunaan teknologi.

2. Kolaborasi dan Kerjasama Tim. IHT mendorong kolaborasi antara guru, memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik, serta membangun komunitas belajar yang kuat di sekolah.

3. Efisiensi Waktu dan Biaya. Dengan pelatihan yang dilakukan di dalam sekolah, waktu dan biaya yang dihabiskan untuk perjalanan dan akomodasi dapat dihemat. Ini juga meminimalkan gangguan terhadap jadwal belajar-mengajar.


In House Training (IHT) untuk guru menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi agar pelatihan dapat efektif dan memberikan manfaat maksimal. Berikut adalah beberapa tantangan utama IHT untuk guru:

1. Keterbatasan Sumber Daya seringkali, membuat sulit untuk menyediakan pelatihan berkualitas. Biaya untuk mendatangkan pelatih eksternal atau menyediakan materi pelatihan bisa tinggi. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk melaksanakan pelatihan, seperti ruang yang memadai, alat presentasi, atau akses ke teknologi yang diperlukan.

2. Kualitas Pelatihan. Keberhasilan IHT sangat bergantung pada kemampuan dan pengalaman pelatih. Jika pelatih kurang berpengalaman atau tidak cukup menguasai materi, pelatihan tidak akan efektif. Menyusun materi pelatihan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan guru seringkali menjadi tantangan. Materi yang tidak sesuai dengan kondisi nyata di sekolah tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan.

3. Motivasi dan Partisipasi Guru.  Tidak semua guru memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pelatihan, terutama jika mereka merasa pelatihan tersebut tidak relevan atau bermanfaat bagi pekerjaan mereka sehari-hari. Tantangan lain adalah memastikan guru terlibat aktif dalam pelatihan, bukan hanya hadir secara fisik tetapi juga berpartisipasi dalam diskusi dan praktik.

4. Interupsi terhadap kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan IHT seringkali mengganggu jadwal mengajar. Menyusun waktu yang tepat agar tidak mengganggu proses belajar mengajar menjadi tantangan tersendiri.Dengan adanya pelatihan, kadang kurikulum atau rencana pelajaran perlu disesuaikan, yang bisa memerlukan waktu dan usaha ekstra.

5. Evaluasi dan tindak lanjut. Mengevaluasi seberapa efektif IHT dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru bisa sulit. Tanpa evaluasi yang tepat, sulit untuk mengetahui apakah pelatihan telah mencapai tujuannya. Salah satu tantangan besar adalah memastikan bahwa apa yang dipelajari dalam IHT diterapkan dalam pengajaran sehari-hari. Ini membutuhkan tindak lanjut dan dukungan berkelanjutan.

6. Perubahan kebijakan. Perubahan kebijakan pendidikan yang cepat dan sering bisa menjadi tantangan besar. IHT harus selalu diperbarui dan disesuaikan dengan kebijakan terbaru, yang memerlukan usaha ekstra dalam perencanaan dan pelaksanaan.

7. Kolaborasi Antar Guru.  Mendorong kerjasama dan kolaborasi yang efektif antar guru dalam pelatihan bisa menjadi tantangan. Guru mungkin memiliki pendekatan atau pandangan yang berbeda, yang bisa menyulitkan proses pelatihan.

Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, sekolah dapat meningkatkan efektivitas IHT dan memastikan bahwa pelatihan tersebut benar-benar memberikan dampak positif pada kualitas pengajaran dan pembelajaran.

IHT dan Perkembangan Kurikulum di Indonesia

In House Training (IHT) bagi guru memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia. Dengan perubahan kebijakan pendidikan yang sering terjadi, IHT menjadi sarana vital untuk memastikan bahwa guru mampu beradaptasi dan mengimplementasikan kurikulum baru dengan efektif. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang hubungan antara IHT dan perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia:

 1. Peran IHT dalam Penerapan Kurikulum Baru.

Setiap kali pemerintah memperkenalkan kurikulum baru, seperti Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka, IHT digunakan untuk melatih guru dalam memahami dan menerapkan perubahan tersebut. Pelatihan ini mencakup:

- Pemahaman Filosofi Kurikulum,  guru perlu memahami dasar filosofis dari kurikulum baru untuk mengajarkannya dengan benar.

- Metode Pengajaran Baru, kurikulum baru sering kali membawa metode pengajaran yang berbeda, seperti pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berdiferensiasi, yang memerlukan pelatihan khusus.

- Penilaian dan Evaluasi, setiap kurikulum baru biasanya memiliki sistem penilaian yang berbeda. Guru dilatih untuk memahami bagaimana menilai siswa sesuai dengan standar baru.

2. Peningkatan Kompetensi Guru.

IHT membantu guru meningkatkan keterampilan mereka sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berkembang. Ini termasuk:

- Penggunaan teknologi, dengan berkembangnya teknologi dalam pendidikan, guru dilatih untuk memanfaatkan alat-alat digital dalam pengajaran.

- Strategi  pengajaran Inovatif, IHT sering kali memperkenalkan strategi dan teknik pengajaran baru yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

- Pengelolaan kelas, pelatihan dalam manajemen kelas membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sesuai dengan metode pengajaran baru.

3. Adaptasi terhadap Perubahan Kebijakan.

Perubahan kebijakan pendidikan yang cepat memerlukan adaptasi yang cepat pula dari pihak guru. IHT memberikan:

- Pembaharuan informasi, guru mendapatkan informasi terkini tentang perubahan kebijakan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi pengajaran mereka.

- Dukungan Berkelanjutan, melalui IHT, guru mendapat dukungan berkelanjutan dalam bentuk mentoring dan coaching untuk membantu mereka menerapkan perubahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun