Beberapa waktu yang lalu, beredar video di sosial media mengenai perilaku seseorang yang dianggap sangat mengganggu ketika sedang berada di dalam transportasi umum. Kejadian itu tentunya menjadi pelajaran untuk kita tentang bagaimana seharusnya sikap kita ketika berada di dalam transportasi umum.Â
Konflik di transportasi umum tentunya dipicu oleh beberapa penyebab diantaranya:
1. KepadatanÂ
Kepadatan penumpang dalam transportasi umum dapat menyebabkan ketegangan dan konflik antara penumpang. Ketika kereta atau bus terlalu penuh, penumpang dapat saling bertabrakan atau terinjak-injak, yang dapat menimbulkan perasaan marah dan frustasi.
2. KetidakdisiplinanÂ
Perilaku tidak tertib seperti mengantri, menempel, atau menduduki tempat duduk yang sudah dipesan oleh orang lain, dapat memicu konflik di transportasi umum. Ketidakpatuhan terhadap aturan dan kesopanan umum acap kali membuat penumpang merasa tidak nyaman dan marah.
3. Perlakuan burukÂ
Perlakuan kasar atau tidak sopan dari penumpang lain atau petugas pengangkut juga dapat menjadi penyebab konflik. Penumpang tidak ingin diperlakukan dengan tidak hormat atau merasa dianiaya oleh petugas transportasi.
4. Keselamatan
Ketika penumpang merasa bahwa keselamatan mereka terancam karena kekurangan fasilitas atau masalah teknis pada transportasi umum, konflik dapat terjadi. Contohnya seperti kereta atau bus yang tidak terawat dengan baik atau sistem pemadam kebakaran yang rapuh.
Ada beberapa cara yang bisa kita coba lakukan untuk mengatasi konflik di transportasi umum diantarnya:
1. Peningkatan pengawasanÂ
Meningkatkan tingkat pengawasan oleh petugas transportasi untuk mencegah perilaku yang tidak tertib atau melarang akses penumpang yang berpotensi membuat konflik.
2. Pelatihan dan edukasi
Mengadakan pelatihan bagi penumpang dan petugas transportasi tentang kesopanan, etika dalam pelayanan umum, serta cara mengatasi konflik dengan bijaksana.
3. Penyediaan informasi yang jelas
Memastikan adanya komunikasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai jadwal, tarif, dan aturan transportasi umum untuk menghindari kebingungan dan konflik.
4. Perbaikan infrastrukturÂ
Memperbaiki fasilitas dan sistem transportasi umum seperti menambah armada kendaraan, perbaikan peron, dan perluasan jalur untuk mengurangi kepadatan dan ketegangan di antara penumpang.
5. Penegakan hukumÂ
Menghukum pelanggaran etika dan aturan penggunaan transportasi umum secara tegas untuk menciptakan perasaan keamanan dan kedisiplinan yang lebih baik.
6. Penghargaan terhadap kesopananÂ
Memberikan penghargaan atau insentif kepada penumpang yang berperilaku tertib dan sopan dalam menggunakan transportasi umum, sebagai bentuk kepedulian terhadap keamanan dan kenyamanan bersama.
Dengan kita mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, diharapkan kita bisa berpeluang lebih banyak untuk dapat menghindari konflik tersebut. Selain itu, kesadaran diri dan tetap menjaga kesabaran adalah kunci utamanya.Â
Tentunya, bepergian dengan menggunakan kendaraan pribadi akan jauh lebih aman dan nyaman dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum yang lebih beresiko.Â