Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara termasuk Indonesia. Karena pendidikan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), menciptakan karakter yang baik, selain memberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
Pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti untuk menciptakan sebuah sistem yang dapat menunjang proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan jaman. Sistem tersebut merupakan sebuah wadah yang dijadikan pedoman untuk mencapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Sistem tersebut dinamakan kurikulum.
Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Sejak tahun 1947 hingga saat ini, telah mengalami sebanyak 11 kali perubahan. Mengapa demikian? Karena kurikulum dirancang agar kurikulum yang digunakan sesuai dengan perkembangan jaman.Â
Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, kurikulum juga mengalami perubahan. Tahun 2022 lalu, Kemendikbudristek telah meluncurkan sebuah kurikulum yaitu Kurikulum Merdeka pengganti kurikulum 2013 (K-13). Sampai saat ini, kurikulum merdeka tersebut masih dalam proses sosialisasi ke satuan pendidikan dan akan resmi digunakan tahun 2024 mendatang.
Dalam perjalanan sosialisasinya, kurikulum merdeka menemui beberapa tantangan dalam implementasinya diantaranya sebagai berikut:
1. Kebersamaan dan keterlibatan semua pihak
Implementasi kurikulum merdeka membutuhkan kerjasama dan keterlibatan dari semua pihak, termasuk guru, siswa, orang tua, sekolah, pemerintah, serta masyarakat. Tantangan utama adalah memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama dan komitmen aktif terhadap implementasi kurikulum ini.
2. Keterbatasan dana dan sumber daya
Implementasi kurikulum merdeka membutuhkan peningkatan pengalokasian dana dan sumber daya untuk melengkapi fasilitas pendidikan, pengembangan kurikulum, dan pelatihan guru. Tantangan ini perlu diselesaikan agar implementasi kurikulum merdeka dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
3. Rintangan budaya dan tradisi
Beberapa aspek kurikulum merdeka, seperti pendekatan pembelajaran yang lebih aktif dan partisipatif, mungkin bertentangan dengan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat. Tantangan ini dapat diatasi melalui upaya sosialisasi yang intensif dan pendekatan yang menghormati keberagaman budaya.
4. Penyediaan infrastruktur dan teknologi
Kurikulum merdeka melibatkan pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Tantangan utama adalah menyediakan infrastruktur dan teknologi yang memadai di setiap sekolah, terutama di daerah yang terpencil dan terisolasi.
Solusi untuk mengatasi tantangan dalam implementasi kurikulum merdeka di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi yang luas
Penting untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan semua pihak terkait kurikulum merdeka melalui sosialisasi yang intensif dan komunikasi yang terbuka.
2. Peningkatan anggaran pendidikan
Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang mencukupi untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka, termasuk dalam hal pembangunan fasilitas pendidikan, pengembangan kurikulum, dan pelatihan guru.
3. Pelatihan dan peningkatan kompetensi guru
Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang aktif dan partisipatif dalam kurikulum merdeka. Peningkatan kompetensi guru juga perlu menjadi fokus dalam implementasi kurikulum merdeka.
4. Kerjasama dengan berbagai pihak
Pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menyediakan infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk mendukung kurikulum merdeka. Kerjasama ini juga diperlukan dalam menghadapi rintangan budaya dan tradisi yang mungkin muncul.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui solusi yang tepat, implementasi kurikulum merdeka di Indonesia diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan memberikan dampak positif terhadap pendidikan nasional.