Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar adalah menyentuh kehidupan dengan cara yang tidak terduga, dan menulis adalah cara untuk membagikan cerita dari hati ke hati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Cinta (Lain) di Pulau Terluar Utara Indonesia

21 April 2022   12:31 Diperbarui: 21 April 2022   12:46 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Sabang sampai Merauke

Berjajar pulau-pulau

Sambung menyambung menjadi satu

Itulah Indonesia.

Sebuah lirik lagu wajib Nasional yang diciptakan oleh R. Suharjo sepertinya sangat tepat untuk menggambarkan pengalaman yang sangat mengagumkan ini. 

Bersuamikan seorang prajurit TNI AU memberikan saya sebuah kesempatan untuk merasakan berada di sebuah pulau yang ada di salah satu jajaran pulau di Indonesia. 

Jujur, baru pertama kali saya keluar dari pulau Jawa. Dari kecil hingga sekarang selalu berwisata mengunjungi berbagai kota di pulau Jawa. Rasanya itu, Masya Allah luar biasa. 

 Pulau kecil nan indah

Sumber : Google Maps
Sumber : Google Maps

Berangkat dari bandara lanud Husein Sastranegara Bandung saya ikut pesawat milik TNI AU jenis CN, yang memang dikhususkan untuk anggota dan keluarga besar TNI AU.

Setelah terbang selama kurang-lebih tiga jam, akhirnya saya landing di bandara lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna tepat tengah hari sekitar pukul 11.00.  

Kabupaten Natuna, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau.

Di dalam peta, pulau Natuna terlihat sangat kecil bila di bandingkan dengan pulau Jawa yang selama ini saya tinggali. Namun siapa sangka, ternyata pulau ini menyimpan begitu banyak pemandangan yang sangat indah. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ada begitu banyak pantai pasir putih yang bersih, belum banyak terjamah oleh tangan jahil manusia. Tidak ada sampah plastik yang berserakan atau mengonggok di pinggir pantai. Masya Allah indahnya. 

Kantor suami, Denhanud 477 Paskhas berada di antara laut dan gunung. Bila kita melihat dari depan kantor, kita akan di suguhkan oleh pemandangan laut yang indah. Namun di belakang kantor ada sebuah gunung menjulang yang tidak kalah indahnya. 

Gunung Ranai Natuna, nama gunungnya. Setiap pagi dan sore, puncak gunung ini selalu diselimuti oleh kabut tebal. Sudah terbayangkan dinginnya bila berada di kaki gunung itu. Apalagi kalau sampai di puncaknya? Bbbrrr dingin sekali pastinya.

 Masyarakatnya...

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.

Mungkin karena ini adalah pulau kecil, sehingga masyarakatnya pun tidak sebanyak yang ada di pulau Jawa namun tetap tidak kalah ramahnya.

 "Kakak mau pesan apa?" tegur salah satu pramusaji saat saya sedang mencari beberapa makanan untuk berbuka puasa. Dengan logat khas dan senyum manis tersungging di bibirnya, dia menjelaskan beberapa menu andalan restoran. Ah, saya agak sedikit bingung dengan beberapa kata yang dia ucapkan, namun masih bisa saya telaah artinya.

 "Mba maaf saya pesan es batu di gelas ya!" saya memesan satu gelas es untuk saya campurkan dengan teh. "Oh baik Ka, satu es kosong ya?" saya mengangguk memberikan isyarat, seketika saya pun tertawa karena masih asing dengan sebutan es kosong itu. 

Jalan di sini sepi, tidak banyak terlihat lalu lalang orang atau kendaran di jalanan. Sepertinya masyarakat di sini tidak pernah mengenal yang namanya migrain karena terjebak macet total, pusing karena salah jalan dan bingung cari jalan untuk memutar balik atau suara bising klakson di sepanjang hari membuat telinga menjadi risih. Tentramnya Hehehe...

Oiya ada satu tradisi masyarakat di sini yaitu setiap hari kamis malam sampai Jumat sore semua toko tutup termasuk juga tidak ada jadwal penerbangan untuk di dua hari itu. Tujuannya adalah agar mereka fokus untuk beribadah. Fix semakin sepi jadinya.

 Makanannya...

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Menu makanan laut adalah salah satu menu andalan di sini. Karena berada di salah satu kepulauan di Indonesia, sehingga membuat beberapa olahan laut menjadi lebih murah dibanding di pulau Jawa. 

Untuk menu berbuka puasa kali ini saya memesan beberapa olahan dari cumi yaitu cumi saos telur asin dan cumi goreng tepung. Tidak lupa dengan oseng kangkung cabai rawit dan ayam kung Pao sebagai pelengkapnya. 

Hari ini tidak ada menu udang karena udang belum di kirim dari nelayan dan ikan pun tidak banyak tersedia. Wah sepertinya saya belum beruntung kali ini. Besok harus kembali untuk berburu udang dan lobster nih. 

 Cinta lain itu...

Dokumentasi pribadi.
Dokumentasi pribadi.

Setelah enam bulan ditinggal pergi karena tugas, akhirnya saya pun bertemu kembali dengan sang kekasih hati. Di tempat yang baru nan indah ini. 

Beberapa hari berada di pulau ini, ternyata saya sudah merasakan ada cinta lain. Selain jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama, juga jatuh cinta pada pulau ini. Pemandangannya, makanannya, suasananya, juga masyarakatnya. 

Pulau ini merupakan pulau yang sangat direkomendasikan untuk kalian yang ingin healing atau sekedar berlibur bersama keluarga. 

Selain itu juga kita bisa semakin mencintai negara kita dan juga semakin mencintai Allah, Tuhan yang telah menciptakan ini semua.

Selamat berlibur, jangan lupa ajak juga besties kalian ya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun