Tidak terasa besok hari raya idul Fitri tiba. Rasa senang dan harus bercampur menjadi satu.
Senang karena (insyaallah) kita sudah bisa melewati satu bulan melawan hawa nafsu, lapar, dan haus. Sedih karena kita harus berpisah dengan bulan yang sangat mulia ini, yang tahun depan kita semua tidak bisa memastikan apakah masih bisa bertemu dengan Ramadan lagi atau tidak.
Namun kita masih tetap berdoa dan memohon pada Allah untuk bisa di pertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan. Aamiin ya rabbal alaamiin.
Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang istimewa bagi kita semua umat Islam di seluruh dunia. Banyak persiapan yang dilakukan untuk menyambut datangnya Hari ini. Mulai dari berbenah rumah, menyiapkan aneka kue dan camilan khas lebaran sesuai dengan daerah masing-masing, berbelanja baju, dan masak menu makanan khas lebaran.
Dalam keluarga besar kami, ada menu khusus saat lebaran tiba yaitu opor entog dan sambal goreng Cirebon.Â
Dua menu ini wajib ada di meja makan selain menu lainnya seperti ketupat, rendang, oseng cabai hijau (keluarga kami menyebutnya dengan ace cabe), dan kerupuk udang sebagai pelengkap.
Serat pada daging entog ini hampir seperti daging ayam kampung, namun rasanya lebih enak dan gurih. Oleh karena itu di keluarga kami lebih memilih entog daripada ayam.
Tiga hari sebelum hari raya, ibu kami sudah memesan satu ekor entog ukuran besar di pasar langganan. Karena biasanya harganya masih belum terlalu mahal bila dibandingkan dengan membeli satu hari sebelum hari raya.
Memasak menu andalan ini gampang-gampang susah. Pasalnya bila tidak dimasak dengan benar maka bau amis entog akan tercium dan bisa mengurangi kenikmatan rasa opor nantinya.Â
Dan bila tingkat kematangan yang kurang pas, daging entog akan menjadi alot.
Bahan-bahan yang digunakan sama seperti membuat opor ayam yaitu santan, kemiri, ketumbar,bawang merah, bawang putih, geprekan sereh dan laos, daun salam, dan minyak goreng untuk menumis bumbu.
Namun yang berbeda yaitu ayam yang biasa kita gunakan di ganti dengan entog.Â
Entog yang dipilih adalah entog yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.Â
Balurkan entog dengan air perasan jeruk lemon ataupun jeruk nipis pada seluruh bagian daging sebelum daging direbus atau diolah. Ini akan membantu membuat bau amis pada daging entog berkurang saat nanti dimasak.Â
Atau jika kebetulan kami sedang tidak meiliki lemon ataupun jeruk nipis, cuka juga bisa digunakan sebagai penggantinya untuk dibalurkan pada daging entog yang akan diolah.
Setelah di balurkan, cuci kembali dengan air bersih lalu siap dimasak.
Dahulu sebelum ada panci presto, ibu memasak opor ini menghabiskan waktu yang lumayan lama. Sekitar 4-5 jam. Namun sekarang memasak opor entog ini hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam saja.
Jangan lupa taburan bawang goreng bila opor sudah matang agar rasa dan aromanya lebih harum.
Menu wajib kami yang ke-2 adalah sambal goreng Cirebon. Bahan dan cara membuatnya sangat mudah.Â
1. Siapkan bahan-bahannya seperti:Â
- daging (kami menggunakan daging jando yang ada sedikit urat dan lemaknya) rebus sampai 1/2 empuk potong dadu goreng 1/2 kering,Â
- cabe merah besar, keluarkan biji, iris halus serong, santan dari 1 butir kelapa
- kecap, garam, gula, penyedap (bila suka)
2. Bumbu :
- kemiri, bawang merah, bawang putih, cabe merah, dihaluskan
- Laos, daun salam 3 lbr, sereh 1 btg dikeprek
3. Caranya:
- Cabe merah iris, digoreng agak layu, angkat dan sisihkan.
- Tumis bumbu sampai wangi, masukkan daging, beri santan masak hingga empuk, beri garam, gula sedikit dan penyedap (bila suka).
- Bila air sudah sedikit , masukan kecap, cabe goreng, angkat. Jangan lupa juga taburan bawang gorengnya ya.
Itulah dua menu wajib keluarga besar kami, teman-teman bisa mencobanya di rumah.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H
Taqabbalallahu Mina Waminkum
Barakallahu Fiikum
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H