Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar adalah menyentuh kehidupan dengan cara yang tidak terduga, dan menulis adalah cara untuk membagikan cerita dari hati ke hati

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bernostalgia dengan Permainan Ngabuburit Anak Jaman 90an Yuk

18 April 2021   08:01 Diperbarui: 18 April 2021   08:17 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngabuburit. Kegiatan menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Kegiatan ngabuburit dapat berupa banyak hal, seperti jalan-jalan, bermain, bercengkerama, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau menghabiskan waktu di taman. Bisa juga berupa kegiatan keagamaan seperti mendengarkan ceramah ataupun mengaji.

Kebanyakan anak pada masa sekolah dasar(SD), kegiatan ngabuburit ini diisi oleh berbagai macam permainan. Namun permainan yang dimainkan sesuai dengan jaman yang mereka alami. Seperti jaman sekarang, banyak anak yang ngabuburit nya hanya bermain games yang di android mereka. Lebih asyik dan betah berlama-lama dengan gadget mereka daripada harus keluar rumah.

Berbeda dengan kita, anak-anak yang lahir kisaran tahun 80an yang lebih memilih untuk bermain di luar rumah dan tidak betah kalau harus berlama-lama di dalam rumah. 

Pada tahun 90an, saya sudah berusia sekolah dasar. Jakarta pada masanya masih belum padat seperti sekarang, jadi masih banyak lapangan dan kebun-kebun yang bisa kami explore untuk bermain. Pada saat itu kala bulan ramadan tiba, saya dan teman-teman lebih suka ngabuburit bersama. Mulai dari jam 15.00 atau selepas sholat ashar hingga adzan magrib tiba. Bahkan permainan ini dilanjutkan kembali bila sudah selesai sholat tarawih bersama di masjid.

Banyak sekali permainan yang biasa kami mainkan bersama diantaranya:

CONGKLAK

Permainan ini memakai kerang atau batu-batu kecil sebagai biji congklak. Biji-biji ini dimasukkan ke dalam papan congklak sebanyak tujuh buah biji. Papan congklak biasanya terbuat dari kayu atau plastik warna hijau atau merah. 

Cara bermainnya adalah dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

ULAR TANGGA

Permainan ini memakai kertas kotak-kotak yang ada gambar tangga dan ular. Dimainkan oleh dua orang. Untuk mengawali permainan biasanya di lempar dadu untuk mengetahui berapa banyak kita melompati nomor yang ada. Bila berhenti di gambar tangga maka kita bisa naik ke ujung atas dari tangga itu, namun bila berhenti di gambar ular maka kita akan turun ke nomor paling bawah kepala ular itu.

Permainan dianggap selesai bila sudah ada yang berhasil sampai ke kotak paling akhir.

LOMPAT TINGGI

Permainan ini bisa dimainkan oleh empat atau enam orang bahkan lebih. Dua orang yang kalah atau tidak bisa melompati tali maka akan bertugas memegang tali itu sampai ada yang kalah berikutnya. Tali biasanya memakai karet yang di untai panjang. Dahulu biasanya saya memakai karet rangkap tiga atau empat agar tidak cepat putus dan panjangnya bisa sampai 2 meter. 

Permainan ini termasuk permainan yang cukup menguras tenaga, pasalnya kita harus berlari kecil lalu lompat. Walaupun demikian, namun ini termasuk salah satu permainan favorit saya.

BOLA BEKEL

Permainan ini bisa dimainkan oleh dua orang atau lebih. Atau bermain sendiripun bisa. Permainan ini memakai bola karet dan biji bekel atau kuwuk. Jumlah kuwuk nya bisa sepuluh atau duabelas sesuai dengan kesepakatan bersama.

Cara bermainnya adalah dengan melambungkan bola keatas, kemudian tata biji bekel. Pada saat bola melambung ke atas, pemain harus segera mengambil biji bekel yang tersebar. Pemain akan kalah apabila saat bola menyentuh lantai, biji bekel belum habis terambil. 

MONOPOLI

Permainan menggunakan papan monopoli biasanya dimainkan oleh dua - empat pemain. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila dia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain,d ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, dia harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.

ULAR NAGA 

"Ular naga panjangnya bukan kepalang, menjalar-jalar selalu kian kemari, umpan yang lezat itulah yang dicari, ini dianya yang terbelakang" masih ingat kan lagu itu. Yaps, itu lagu yang sering dinyanyikan saat bermain ular naga. Permainan ini dimainkan berkelompok terdiri dari lima sampai sepuluh orang. 

Dua orang bertugas menjadi "gerbang" dan lain nya akan berbaris panjang kebelakang. Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang". 

Bagaimana? Seru bukan? Kalau saya sudah bermain walaupun sudah adzan magrib pun terkadang masih asyik bermain. Semoga tulisan ini bisa membawa kita kembali bernostalgia masa kecil. Ayo yang pernah mengalaminya juga mana suaranya? hehehe

Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun