Mohon tunggu...
Larasati
Larasati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terbukti Penganiayaan Ratna Sarumpaet Bohong, Tokoh Publik Pro-Prabowo Harus Minta Maaf

3 Oktober 2018   16:46 Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:55 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
oposisi tebar hoax (Dokpri)

Teka-teki mengenai dugaan penganiayaan yang dialami oleh aktivis Ratna Sarumpaet telah terbongkar. Menurut keterangan polisi, luka lebam dan bengkak yang dialami oleh Ratna bukan lantaran dianiaya orang tak dikenal, melainkan karena operasi plastik.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Ratna Sarumpaet dipukuli oleh orang tak dikenal di kawasan Bandara Husein Sastrategara pada 21 September lalu. Setelah itu, Ratna dirawat di salah satu rumah sakit di Bandung.

Kabar penganiayaan ini pun cepat menyebar di kalangan pendukung Prabowo. Para tokoh seperti Prabowo, Fadli Zon, Ferdinand Hutahean, Dahnila Anzar, Rachel Maryam, Said Didu, dan Rizal Ramli turut menyebarkan berita mengenai penganiayaan yang dialami oleh Ratna ini. Bahkan mereka turut mengecam tindakan ini, sembari menuduh pemerintah sebagai dalangnya.

Faktanya, tuduhan dan fitnah itu tak terbukti sama sekali setelah polisi menemukan serangkaian fakta lainnya. Para tokoh itu terbukti telah menyebarkan berita hoax di media sosial.

Mendengar ramai adanya pengeroyokan Ratna Sarumpaet itu di Bandung, Polda Jabar langsung melakukan penyelidikan dengan mendatangi 23 rumah sakit dan puskesmas di Bandung dan Cimahi. Hasilnya, tidak ada pasien atas nama Ratna Sarumpaet.

Polda Jabar juga mendatangi Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dengan bertanya kepada petugas keamanan maupun sopir taksi yang beroperasi di sana. Hasilnya nihil tak ada penganiayaan di sekitar bandara. Penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara ini juga telah dibantah oleh DanPom AU dan Humas Bandara sendiri.

Kemudian, Polda Metro Jaya bergerak dan melakukan penyelidikan. Hasilnya mengejutkan, dari data telepon, Ratna sejak 20-24 September berada di Jakarta.

Fakta lainnya, hasil pengecekan CCTV, Ratna ada di RS Bina Estetika, sebuah rumah sakit di Menteng, Jakarta Pusat, yang biasa menangani bedah plastik dan umum. Dan ada bukti lain yang diungkap polisi, yakni transfer dari rekening Ratna ke rekening RS Bina Estetika lewat kartu debet sebanyak tiga kali.

Melihat serangkaian fakta tersebut, telah jelas bahwa berita mengenai adanya pengeroyokan Ratna Sarumpaet itu adalah bohong. Juga tuduhan kepada pemerintah sebagai dalangnya adalah fitnah.

Tokoh dari kubu Prabowo, seperti Prabowo, Fadli Zon, Ferdinand Hutahean, Dahnila Anzar, Rachel Maryam, Said Didu, dan Rizal Ramli, yang telah melakukan konferensi pers atau turut menyebarkan isu terkait pembenaran adanya penganiayaan seharusnya segera meralat dan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat luas melalui pernyataan tertulis yang disebarkan di pelbagai kanal media.

Hal itu karena mereka telah sengaja menebarkan kabar bohong atau hoax di masyarakat. Tindakannya sebagai tokoh publik yang harusnya mencerahkan malah membodohi publik.

Pihak oposisi telah menggunakan modus hoax untuk menebar kebencian pada pemerintah, dimana hal tersebut juga pernah dilakukan ISIS di Suriah dengan white helmet.  

Padahal di sisi lain, negara sedang berduka atas bencana Palu yang seharusnya menjadi momentum masyarakat untuk lebih bersatu, tidak untuk dimanfaatkan dengan mengalihkan isu.

Melihat masifnya informasi hoax seperti di atas, harusnya media massa bisa lebih bertanggung jawab terkait konten pemberitaan, dengan tidak mudah terpancing kabar tanpa disertai dengan klarifikasi atau mengutamakan 'cover both side' demi mengejar kecepatan pemberitaan.

Belajar dari kejadian ini, bahwa hoax diproduksi dan disebarkan oleh tokoh publik, diviralkan oleh media massa dan ditelan mentah-mentah oleh masyarakat yang sebagian mengarah pada pemerintah sebagai kambing hitam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun