Entah untuk menghibur diri sendiri, atau mempengaruhi opini masyarakat, para pendukung Prabowo-Sandi sepertinya sangat yakin jika jagoannya itu akan memenangkan Pemilihan Presiden 2019.
Bahkan mereka berani merilis hasil survei abal-abal, dengan hasil memenangkan pasangan Prabowo-Sandi. Padahal, hampir semua lembaga survei yang kredibel mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Adalah lembaga survei Indomatriks, yang mengatakan elektabilitas Prabowo-Sandi semakin hari semakin meningkat. Hal ini berdasarkan dari survei Indomatrik yang digelar pada tanggal 20-25 Agustus 2018 di seluruh Indonesia lalu.
Hasilnya, Prabowo -- Sandi yang mendapat 44,90 persen suara. Sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin merebut 49,32 persen suara. Meski masih kalah, namun menurut mereka tren elektabilitas Prabowo-Sandi akan meningkat ke depannya.
Bahkan, Waketum Partai Gerindra Fadli Zon sangat yakin bahwa elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi akan mengungguli Jokowi-Ma'ruf pada bulan Nopember 2018. Harapannya, Prabowo akan memenangi Pilpres pada April 2019 mendatang.
Indomatriks sendiri dikenal sebagai lembaga survei yang tidak netral dan cenderung berpihak kepada kubu Prabowo, terutama di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Alhasil, rilisan surveinya pun cenderung partisan.
Itu terlihat dari keanehan hasil survei Indomatriks, yang begitu terpaut jauh dengan lembaga survei lainnya. Dalam dunia statistik, fenomena ini disebut sebagai anomali atau data pencilan.
Seperti diketahui, LSI Denny JA merilis hasil survei pada 12-19 Agustus 2018 lalu, hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf: 52,2%, sedangkan Prabowo-Sandi: 29,5%.
Kemudian, Alvara juga merilis hasil survei elektabilitas capres dengan komparasi bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh 53,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandi berada di kisaran 35,2 persen.
Berikutnya, Y-Publica juga melakukan survei pada 13-23 Agustus 2018, dengan hasil Jokowi-Ma'ruf 52,7% dan Prabowo-Sandi 28,6%.
Terakhir, Indikator juga merilis hasil survei yang dilakukan pada 1-6 September 2018, dimana pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin 57,7 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 32,3 persen.
Dari ketiga lembaga survei tersebut, rata-rata elektabilitas Jokowi-Ma'ruf selalu di atas 50 persen. Sedangkan, tingkat keterpilihan Prabowo-Sandi sekitar 28-35 persen.
Dengan begitu, klaim sepihak bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi hampir menyalip Jokowi-Ma'ruf masih sangat jauh. Bahkan, dengan dasar hasil riset sekalipun.
Publik seharusnya mulai kritis dan waspada dari segala cipta opini untuk menggiring wacana seperti yang dilakukan oleh survei Indomatriks di atas. Kita perlu membaca realita ini secara obyektif, agar tak tertipu dari utak-atik angka untuk meningkatkan opini kandidat politik, seperti Prabowo-Sandi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H