Fenomena perselingkuhan dikalangan masyarakat semakin lama seolah telah menjadi trend hidup masa sekarang. Kasus perselingkuhan dapat dengan mudah ditemukan dan dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang usia, jabatan, status sosial, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.
Yang belum lama hangat perselingkuhan yang hangat dibicarakan di social media yaitu perselingkuhan yang dilakukan seorang pilot dan pramugari yang sempat membuat masyarakat heboh. Lalu terjadi juga kasus perselingkuhan suami selebgram dengan karyawannya, dan salah satu kasus perselingkuhan yang sedang hangat terjadi adalah kasus perselingkuhan yang melibatkan pasangan public figure yaitu Andre Andika dan istrinya Tengku Dewi, yang melakukan perselingkuhan juga dengan public figure lainnya yaitu Soraya Rasyid. Kasus perselingkuhan yang terjadi di masyarakat bukan hanya kali ini terjadi, namun semakin marak terjadi.
Lalu Apa Itu Perselingkuhan?
Menurut Blow dan Hartnett, perselingkuhan adalah kegiatan seksual atau emosional dilakukan oleh salah satu atau kedua individu terikat dalam hubungan berkomitmen dan dianggap melanggar kepercayaan atau norma-norma (terlihat maupun tidak terlihat) yang berhubungan dengan eksklusivitas emosional atau seksual. Perselingkuhan adalah perbuatan layaknya suami istri yang sah seseorang dengan orang lain, tetapi bukan pasangan resminya, sifatnya lebih kepada memenuhi perasaan senang bagi sang pelaku. Selingkuh bisa dilakukan siapa saja. Tidak hanya public figure, tapi juga orang yang ada di sekitar kita. Ironisnya, meskipun selingkuh banyak di cap sebagai perbuatan yang salah tapi masih banyak yang melakukannya.
Usia pernikahan yang rentan mengalami pereceraian ialah usia pernikahan diatas 6 tahun dan sering disebabkan oleh mulai menurunnya ketidakpuasan pernikahan. Ketidakpuasan pernikahan merupakan salah satu faktor yang memunculkan sikap permisif terhadap perselingkuhan (Isma & Turnip, 2019; Watkins & Boon, 2016)
Isma dan Turnip (2019) menjelaskan sikap terhadap perselingkuhan dapat dipengaruhi berdasarkan faktor demograsi, interpersonal dan intrapersonal. Hal yang terpenting dalam intrapersonal adalah kepribadian individu. Sebagian besar penyebab selingkuh karena merasa tidak puas dan tidak terpenuhi ekspektasinya dalam beberapa aspek di hubungan tersebut. Hal ini mendorong seseorang untuk mencari kepuasan di luar pasangan, baik itu kepuasan fisik maupun batin. Selain itu juga terdapat beberapa alasan utama terjadinya perselingkuhan, seperti kemarahan, harga diri, kurangnya cinta, komitmen rendah, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual dan situasi serta keadaan.
Perselingkuhan dan Psikoanalisis?
Teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud merupakan teori mengenai penggalian pengalaman emosional yang menjadi sumber atau sebab gangguan kejiwaaan dan represinya. Teori psikoanalisis yang melibatkan tiga level kepribadian (sadar, pra-sadar, dan bawah sadar). Lalu apa kaitannya dengan isu perselingkuhan? Dinamika kepribadian dan kejiwaan manusia ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan dan digunakan oleh id, ego, dan superego. Karena jumlah energi yang ada terbatas, maka akan terjadi semacam persaingan dan perebutan energi diantara ketiga sistem tersebut. Jika id yang menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadi manusia akan menjadi primitif, impulsif, dan agresif. Bila ego yang dominan, maka pribadi manusia akan bertindak dengan caracara yang realistis dan logis-rasional.
Dalam kasus perselingkuhan jika dilihat dari faktornya maka ditunujukan oleh kepribadian seseorang yang didominasi oleh Id. Id yang ditunjukkannya dengan sikap dan kepribadian yang cenderung hanya memikirkan kesenangan semata, haus perhatian, kebutuhan komunikasi dan juga haus kasih saying sehingga menyebabkan seseorang menjadi negatif karena kepribadiannya didominasi oleh id, yang menyebabkan perselingkuhan terjadi karena ego dan superego tidak dipertimbangkan oleh pelaku perselingkuhan.
Referensi :
Isma, M. N. P., & Turnip, S. S. (2019). Personality Traits and Marital Satisfaction in Predicting Couples' Attitudes Towards Infidelity. Journal of Relationships Research, 2011. https://doi.org/10.1017/jrr.2019.10
Fikri, I, S., Ismail, S, N., Zainiyati, H, S., & Kholi, N. (2023). Struktur Kepribadian Manusia Dalam Psikoanalisis Sigmund Freud Perspektif Filsafatpendidikan Islam. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam. Vol. 8, 1. https://doi.org/10.35316/edupedia.v8i1.2787
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H