Mohon tunggu...
risma larasati hermawan
risma larasati hermawan Mohon Tunggu... -

Menulis adalah cita-cita saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

LDR Bag 1

22 Januari 2015   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seulas senyum dari wajah kecilku..

kapan ku dapat bertemu ?

bertemu yang terkasih :) "

Bunda mengelus kepala Tita yang masih sibuk dengan laptop dan handphonenya. Tak terasa anak semata wayangnya sudah menjadi gadis  dewasa. Pelukan hangat bunda tak pernah ingin Tita lepaskan. Ketika cinta tulus seorang bunda tak pernah hilang walaupun anaknya lebih sibuk dengan kesenangannya sendiri. Tita menatap foto pria tampan dengan baju loreng. Hari ini Tita diangkat menjadi pegawai tetap di perusahaan yang dia bekerja sekarang. Rasa senang dan sedih itu saling berdampingan dipikirannya. Adakalanya sebagai wanita dia ingin merasakan apa yang dirasakan wanita-wanita dewasa yang akhirnya akan menikah dan mempunyai keluarga.

" hai..sayang...aku pulang dua minggu lagi" sms dari suaminya

Terlihat wajah girang dari wajah cantik Tita. Ketika kita sudah berkomitment untuk hidup bersama dengan seseorang yang kita pilih bukan karena cinta saja yang kita pikirkan...bukan pula kebahagiaan saja yang kita pikirkan namun dengan segala resikonya termasuk ketika berada jauh dari orang yang paling kita sayangi. Hari terus berganti tak terasa hari itu tiba.

Tok ! Tok ! ketukan pintu. Tak lama kemudian Tita berjalan kearah pintu dengan wajah yang sumringah. Pria tampan berdiri dihadapannya. Pelukan rindu terlihat dari keduanya. Hidup bukan seperti didongeng-dongeng yang penuh dengan blink....blink...kebahagiaan saja namun ketika kita harus dipasahakan jarak dengan seseorang yang menjadi bagian dari hidup kita itu adalah awal dari kehidupan yang kita jalani sampai pada akhirnya bisa bersama tanpa terpisah jarak lagi.Ada seorang ibu yang meneteskan airmatanya bukan karena sedih tetapi air mata bahagia melihat anaknya bahagia.

" Ketika hidup menjadi awal dari kebersamaan sepasang insan manusia...

Tawa...canda...menghiasi hari-hari mereka...

kebahagiaan terlihat dari wajah mereka..

Ketika mereka harus terpisah oleh jarak....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun