Percikan hujan membasahi tubuh  Tita yang menari-nari dibawahnya. Aku suka hujan dan hujan tidak pernah menyakitiku pikirnya. Masih dengan  payung yang tidak dipakai Tita berjalan menyusuri kompleks dengan menari-nari kecil. Bunda yang khawatir melihat kearah luar dari jendela. Anak semata wayangnya masuk kedalam rumah dengan basah dan terlihat senyum Tita menatap bundanya. Bunda langsung mengambil handuk dan mengantar tita ke kamar mandi untuk membilas tubuhnya yang sudah  terguyur air hujan. Setelah mandi Tita duduk di teras rumah sambil memandang kelangit.
"Aku suka hujan..
Hujan datang berbondong-bondong namun tidak menyakitkan..
Pohon dan Bunga-bunga tumbuh subur..
Segaris pelangi menghiasi langit luas dan aku tak ingin malam cepat tiba karena aku masih ingin memandang pelangi yang indah dengan warnanya...
Ketika malam datang langit berbintang menyinari malam yang kelam menjadi bercahaya..ditemani bulan yang terang...
Semua mungkin tak mengerti begitu juga kamu.."
Tita masih terdiam diteras hari semakin sore, mataharipun akan terbenam digantikan oleh bulan yang terang ditemani bintang-bintang. Tita masih terdiam didepan laptopnya.
" Kamu tak pernah tahu apa yang ada dihatiku..
Aku tak pernah tahu apa yang kamu lakukan disana..
Langit luas ini langit yang kita semua tak tahu mana ujungnya namun  ketika kamu melihat langit ini adalah   langit yang sama yang kita lihat...