Mohon tunggu...
Larasati Puspita Arum
Larasati Puspita Arum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhamadiyahmalang

menyukai seni dan juga sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak di Kota Rantau

10 Januari 2025   08:33 Diperbarui: 10 Januari 2025   08:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pagi menyapa di ujung sunyi,
Doa mengalir bersama sejuknya hari,
Harapan tumbuh di sela mimpi,
Namun waktu berbicara, tak semua abadi.

Percakapan hadir membawa cerita,
Tawa dan ragu menyulam makna,
Hati merindu tapi tak bisa memaksa,
Takdir memilih jalannya dengan bijaksana.

Langkah-langkah kecil perlahan berjeda,
Kenangan membekas di sela luka,
Bukan tentang siapa yang menetap selamanya,
Tapi pelajaran yang menguatkan jiwa.

Di kota rantau, arti diri terbentuk,
Bukan hanya cinta, tapi rasa yang penuh,
Setiap pertemuan dan perpisahan mengajarkan,
Bahwa hati dicipta untuk terus bertahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun