Mohon tunggu...
Larasati Hidiaputri
Larasati Hidiaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interseksionalitas dalam Gerakan Feminisme Afrika-Amerika Abad ke-20

16 Oktober 2024   14:25 Diperbarui: 16 Oktober 2024   14:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melalui sudut pandang ini, Collins berargumen bahwa pembentukan citra ini merupakan dimensi yang cukup signifikan dalam mempertahankan penindasan. Pada akhirnya, diskriminasi terhadap perempuan kulit hitam tidak dapat berjalan tanpa justifikasi ideologis, seperti stereotip, yang kuat.

Signifikansi Konsep Interseksionalitas 

Oleh karena itu, konsep interseksionalitas penting untuk disorot. Menurut Kimberly Crenshaw, interseksionalitas adalah gagasan yang melihat bentuk, cara, atau proses penindasan yang bersifat tumpang tindih karena saling bercampurnya identitas yang dimiliki oleh orang-orang tertindas. Berhubung dengan konsep ini, maka feminisme Afrika-Amerika perlu dilihat dari dua aspek yang penting, yaitu gender dan ras.

 Feminisme ini menekankan konteks sosial-historis yang melatarbelakangi perjuangan kesetaraan perempuan di Amerika Serikat. Feminisme jenis ini mengkritik dualitas feminis arus utama yang membagi feminisme menjadi dua cabang, yaitu feminisme kulit putih dan non-kulit putih. 

Feminisme kulit putih sering dianggap sebagai sesuatu yang resmi, utama, dan universal, sedangkan feminisme non-kulit putih sebagai terlarang dan terpinggirkan.

Tokoh dan Organisasi Penggerak

Salah satu tokoh prominan dalam feminisme kulit hitam adalah Sojourner Truth. Dari perspektifnya, pengalaman seorang perempuan adalah suatu kekuatan. 

Kesetaraan dan kebebasan perempuan dapat dicapai melalui tindakan atau action, bukan omongan saja. Bagi Truth, apabila perempuan menginginkan kekuasaan maka ia harus mengambilnya tanpa harus meminta izin dahulu. 

Selain itu, National Association of Colored Women (NACW) menjadi organisasi feminis yang berperan besar dalam mengadvokasikan hak pilih untuk semua perempuan di AS, termasuk perempuan kulit hitam. 

Berdasarkan pandangan mereka, hak pilih merupakan sarana untuk menjamin kewarganegaraan seseorang dan akses terhadap sumber daya dalam masyarakat, baik itu dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan lain sejenisnya. 

Penemu NACW, Lugenia Burns Hope, juga membentuk Atlanta's Neighborhood Union pada 1908. Di bawah kepemimpinannya, Union tersebut melaksanakan kampanye pendidikan kesehatan dan mensponsori kegiatan seni untuk kaum muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun