Hoaks merupakan informasi bohong yang dikumpulkan dan berlalu lalang di banyak milis/forum diskusi melalui pos-el". Menurut Septiaji Eko Nugroho, hoaks adalah sebuah informasi yang direkayasa, yang tujuannya untuk menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Di era teknologi yang maju ini semakin banyak berita-berita atau informasi yang bertebaran di media sosial, termasuk juga informasi yang direkayasa.Â
Menurut KBBI (2016), "Informasi-informasi palsu ini merupakan tantangan besar dalam era teknologi, apalagi dalam kalangan remaja. Menurut Kurniawati, Nanda (2021), "Berkembangnya Hoaks di Kalangan Remaja", anak remaja saat ini rentan mengalami terjadinya hoaks dan juga dapat menjadi oknum penyebaran hoax atau berita bohong. Menurut Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana, remaja mudah percaya pada hoaks karena anak muda memang cenderung emosional. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017, sekitar 143 juta orang yang kini telah bergabung ke jaringan internet, sekitar 49,59% adalah mereka yang berusia 19-34 dan sekitar 16,68% remaja usia 13-18 tahun.
Menurut saya, remaja masa kini memiliki jiwa yang berapi-api jika ketenangan, kemauan atau haknya mereka diusik. Misalnya, mahasiswa yang demo karena UKT yang mahal, menurut mereka pendidikan tinggi dapat diakses oleh semua kalangan. Apalagi sekarang semakin banyak berita yang membahas tentang UKT atau uang sekolah yang mahal.
Dikutip dari Antara News, ada sebuah video di YouTube yang sempat viral berisikan narasi Presiden Joko Widodo melakukan penyelewengan dana pendidikan sebesar Rp655 triliun. Ini merupakan salah satu kasus dari banyaknya kasus hoax yang tersebar. Setelah membaca berita ini lebih lanjut, faktanya berita ini merupakan berita hoaks, yang beberapa narasinya dimanipulasi dan digabungkan dengan beberapa gambar yang tidak terkait untuk mendukung narasi yang disampaikan.
Saya percaya bahwa berita sepenuhnya hoaks karena tidak adanya bukti yang mendukung klaim bahwa Presiden Jokowi secara langsung maupun tidak terlibat dalam penggelapan dana sebesar 665 triliun rupiah.Â
Pernyataan saya didukung oleh salah satu berita Januari 2024 yang dikutip dari PUSLATDIK Kemendikbud Ristek tentang Presiden Joko Widodo yang menyiapkan anggaran PIP (Program Indonesia Pintar) sebesar Rp11 triliun untuk 20 juta siswa SD sampai SMA dan SMK, serta Rp12,8 triliun untuk KIP Kuliah. Disini disimpulkan bahwa Presiden Joko Widodo sangat memperhatikan pendidikan bangsa Indonesia.
Namun, ini tidak menutup kemungkinan pihak berwajib yang menggunakan dana pendidikan untuk kepuasannya sendiri, maka dari itu sebagai anak muda bijaklah untuk membaca berita dari sumber yang jelas dan terpercaya. Jangan malas untuk mencari tahu sebuah kebenaran, agar tidak terjerumus ke jalan yang salah.
Kesimpulannya, berita tentang penyelewengan dana pendidikan ini termasuk hoaks agar channel-nya rame atau viral. Dengan bijak membaca dan mencerna berita kita tidak akan mudah mempercayai berita yang muncul, sekalipun tentang berita-berita yang tidak penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H