Mohon tunggu...
LARASAJI NARINDRI ARUMDA
LARASAJI NARINDRI ARUMDA Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Saya ingin bermanfaat bagi sesama, khususnya dalam dunia pendidikan dan literasi karena melalui pendidikan, kita dapat membentuk pola pikir yang menjadikan karakter manusia lebih baik lagi dan melalui literasi kita dapat memperluas wawasan serta memperoleh informasi baru. Dengan menulis dan menuntut ilmu yang tak kenal lelah, menjadi cara saya untuk menuju visi tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Benar Dominasi Wujud Setan di Indonesia adalah Kaum Perempuan karena Termasuk Salah Satu Belenggu Patriarki?

24 Agustus 2024   07:58 Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:11 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asih, Wewe Gombel, Kuntilanak, Suster Ngesot, Suzanna, Sundel Bolong, dan lain sebagainya merupakan salah satu film horor Indonesia yang sempat menjadi perbincangan yang cukup ramai, film-film tersebut secara dominan menampilkan hantu-hantu perempuan. "Mengapa kerap kali perempuan yang dijadikan tokoh utama pada sebuah film horor layar lebar? Apakah itu termasuk dalam belenggu patriarki?" yeah, in my opinion say yes! karena biasanya tokoh utama perempuan pada film horor ditempatkan sebagai sosok yang negatif.

Permatasari (2019) dalam artikelnya yang berjudul "Hantu Perempuan sebagai Produk Gagal dalam dua Film Horor Indonesia: Pengabdi Setan (2017) dan Asih (2018)" berargumen bahwa sosok hantu-hantu perempuan dalam film merupakan representasi 'produk gagal' perempuan bagi masyarakat patriarki.

Dalam negara kita yang memang kental dengan ideologi patriarki yang menganggap bahwa perempuan disematkan dengan sosok ibu yang memiliki kodrat sebagai perempuan sempurna, so I think dominasi wujud setan di Indonesia adalah kaum perempuan itu terjadi karena salah satu belenggu patriarki. Serta dalam film horor yang memiliki tokoh utama sebagai perempuan kerap kali ditunjukkan bahwa "perempuan" di situ bisa dibilang tidak sempurna dan tidak memenuhi syarat penuh sebagai perempuan yang sempurna sebagaimana kodrat perempuan yang harusnya sempurna.

Penulis: Shafa Hamidah Aris Djazuli

Editor: Larasaji Narindri Arumda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun