Hai sobat penasara ga sih? Pusatnya gerabah di Cirebon dimana? Apa sih yang di sebut gerabah? Dan apa saja kerajian dari tanah liat?
Pertanyaan ini timbul ketika saya di perjalanan menuju kota Cirebon baik melalui Jalan Pantura atau menggunakan jalan Karang Ampel banyak sekali para penjual gerabah, patung, dan berbagai bentuk yang terbuat dari tanah liat.
Di sini lah saya mencari tahu dengan mendatagi satu sangar dan mewawancari pak Wasta sebagai perwakilan dari Mestro Gerabah yakni pak Mastadna pemilik sangar Gerabah, Sitiwinagun.
Cirebon adalah kota wali, Sitiwinagun salah satu desa yang ada di Cirebon, di mana para wali menyebarkan agama dengan multikultural, karena sebelum islam datang ke nusatara atau Indonesia ini sudah memiliki agama yakni Hindu dan Budha.
Dengan adanya gerabah atau pembuatan tanah liat di Cirebon yang berpusat di desa sitiwinagun, menjadi bukti jika penyebaran islam itu melalui kultur budaya dan hal tersebut menjadi cikal bakal mayoritas islam ada di cirebon.
Nah sobat apa sih yang di sebut gerabah?
Gerabah yakni salah satu seni kramik, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yakni alat-alat dapur, terbuat dari tanah liat dan selanjutnya di bakar, biasanya alat-alat untuk memasak, seperti gentong.
Apa saja kerajianan dari tanah liat?
Jika kita liat foto di atas setalah saya survai ke tempat nya pebuatan tanah liat sendiri banyak di buat mejadi bentuk apa saja, contoh padasan (tempat penyimpanan air untuk wudhu pot bunga, gentong, patung, dupa, topeng dan lain sebagainya.
Sejarah nya sendiri di awali oleh penyebaran islam oleh syekh Abdurahman yang menyebarkan Islam di sitiwinagun dengan melalui kultur budaya yang ada, karena pada saat itu daerah tersebut memegang agama budha dan hindu, dengan pembuatan tanah liat menggunakan teknik anjun, syekh Abdurahman mendapatkan gelar pangeran panjunan, di mulai dengan proses pembuatan padasan (tempat penyimpanan air untuk berwudu), kemudian masyarakat bertanya untuk apa benda tersebut di buat syekh Abdurahman menjawab untuk berwudu, dengan begitu sedikit demi sedikit masyarakat tersebut mengenal islam, dan beliau juga membuat banyak sekali masjid yang ber kubah memolo sebagai ciri islam di tanah Jawa.
Seiring berjalan nya waktu teknik anjun beserta agama islam di pelajari oleh masyarakat Sitiwinangun dan pembuatan tanah liat sebagai mata pencarian utama di Desa Sitiwinangun tersebut.
Bukan hanya itu saat saya mewawancarai di Desa tersebut banyak sekali pelestarian budaya yang menjadi sumber ekonomi mereka, contoh dengan sangar wayang, sangar tari, yang cukup banyak ada di Desa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H