PT Sharp Electronics Indonesia bersama beberapa lembaga yang bergerak dalam bidang lingkungan membentuk komunitas cinta lingkungan bernama Sharp Greenerator. Merupakan kumpulan generasi anak muda usia 15-25 tahun. Komunitas ini secara aktif melakukan aksi nyata terhadap lingkungan.Â
Misi nya terutama memberikan kesadaran dan mengajak masyarakat untuk memahami dan peduli akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan saat ini dan generasi mendatang.Â
Pada tanggal 16-17 Juli 2022, anggota komunitas kembali melakukan aksi lingkungan pada area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Bersama Transformasi Hijau dan sukarelawan Montana melakukan kegiatan berupa pengenalan keanekaragaman hayati flora fauna. Juga melakukan edukasi terhadap pengunjung taman nasional. Ajakan tersebut terutama dalam hal menjaga kebersihan dari sampah bawaan pengunjung.
Observasi dan Uji Kualitas Air Pada Hulu Ciliwung
Mengangkat tema "Water Monitoring Workshop", kegiatan selanjutnya berupa pengujian kualitas air dan kampanye lingkungan pada tanggal 27-28 Agustus 2022. Aktivitas ditujukan pada kawasan hulu Ciliwung area Titik Nol Telaga Saat, Puncak. Proses pendampingan dilakukan oleh komunitas Mahasa, Unit Konservasi Fauna-IPB dan Relawan Indonesia Pembela Alam (RIMBA).
Saat ini, tak hanya sebagai objek penelitian, daerah hulu Ciliwung menjadi kawasan yang diburu warga kota untuk wisata. Berlokasi dalam kawasan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua-Kabupaten Bogor. Titik Nol Ciliwung Telaga Saat menjadi tempat favorit bagi wisatawan lokal.Â
Panorama alam dengan perkebunan teh yang membentang serta sejuk nya udara pegunungan, menjadi daya tarik masyarakat untuk datang berkunjung.
Keindahan Titik Nol Ciliwung yang memesona berkat adanya aliran air dari hulu nya, melewati perkebunan teh. Anggota komunitas mencoba melakukan observasi kualitas air hulu Ciliwung dengan melakukan analisis biologi dan analisis fisika.Â
Analisis biologi dilakukan dengan mendata berbagai hewan air terutama makro invertebrata. Sedangkan analisis fisika dengan mengukur suhu dan pH air.
Hasil kajian menunjukkan tiap titik pengamatan memberikan hasil yang berbeda. Namun setelah dihitung rata-rata dan dilakukan penilaian. Hasilnya memperlihatkan kondisi sedang.Â
Tak hanya kegiatan pengamatan, selanjutnya dilakukan aksi penanaman pohon Rasamala dan Puspa pada area pinggir Telaga Saat. Sebelum penanaman fasilitator menyampaikan penting nya keberadaan kedua jenis pohon tersebut terhadap kehidupan hutan.Â
Batang pohon Puspa disukai kucing hutan dan macan tutul untuk tempat menggaruk sebagai upaya membersihkan kukunya. Sedangkan Rasamala memiliki batang kokoh dan bisa jadi rumah bagi berbagai hewan hutan terutama elang Jawa.
Mengamati, Mempelajari dan Aksi
Usai penanaman, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi kepada pengunjung. Tak hanya menginformasikan hasil pengujian kualitas air, namun juga memberikan penyadaran lingkungan. Imbauan terutama dalam hal menjaga kebersihan lingkungan sekitar telaga dari ancaman sampah plastik dan styrofoam.Â
Masih banyak pengunjung yang kurang memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempat nya. Hal ini terlihat dari masih banyak ditemukan sampah yang berserakan. Padahal pihak pengelola sudah menyediakan tempat sampah bagi pengunjung.
Tiap anggota pun kemudian saling berbagi informasi dari kegiatan pengamatan yang sudah dilakukan. Tiap kelompok menuangkan hasil amatan nya pada selembar kertas lalu menyajikan dalam bentuk presentasi. Selain fasilitator, masing-masing kelompok lainnya berhak menambahkan atau memberikan komentar untuk melengkapi informasi.
Aktivitas yang dilakukan komunitas sangat bermanfaat. Terutama bagi anggota nya, banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa didapatkan. Selain mendapatkan pengetahuan tentang keanekaragaman flora fauna dan cara memantau kualitas air, juga belajar mengamati dampak wisata bagi masyarakat lokal.
Keberadaan Telaga Saat yang indah tentunya akan menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Selain memberikan pemasukan melalui penjualan tiket masuk, kegiatan tersebut tentu nya memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat sekitar. Mereka dapat menjual jasa dengan menjadi pemandu wisata, menjual makanan ataupun minuman bahkan menyiapkan area menarik untuk berfoto.
Namun tentu saja, hal yang penting adalah bagaimana menjaga kelestarian lingkungan tersebut. Karena secara ekologi sangat memberikan dampak yang besar apabila terjadi kerusakan.Â
Oleh karena itu, anggota komunitas mencoba melakukan aksi nyata untuk menumbuhkan kesadaran bagi pengunjung untuk tetap menjaga keasrian kawasan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Semoga tetap lestari hutan Indonesia. Rumah bagi banyak kehidupan didalamnya.
Penulis : Laras Ayudhia Callista (Pelajar SMPN 12 Bogor)