Mohon tunggu...
Sarasvati
Sarasvati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Pekerja media yang senang menulis hal-hal yang sedang tren maupun lawas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Status Covid-19 Berubah Jadi Endemi, Lantas Apa Itu Endemi?

1 Maret 2022   16:30 Diperbarui: 6 Maret 2022   23:05 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kehidupan endemi di New York (Sumber: Unsplash/Yoav Azis)

Kasus Covid-19 harian terus menurun, sinyal pandemi Covid-19 bakal segera berakhir menjadi endemi.

Kementerian Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah tengah menyusun strategi terkait status Pandemi Covid-19 menjadi endemi.

Baca juga: Pandemi hingga Endemi: Belajar Hidup Bersama Covid-19

Lalu, apa itu endemi dan apa perbedaan dengan pandemi?

Endemi adalah penyakit yang biasanya mewabah di suatu wilayah tertentu.

Artinya dengan kata lain, endemi adalah penyakit yang akan selalu ada dan hidup berdampingan dengan masyarakat. Meski endemi digambarkan sebagai situasi yang mana kasusnya terkendali, tapi bukan berati virusnya hilang sepenuhnya.

Berbeda dengan endemi, pandemi merujuk pada penyakit yang menyebar ke banyak orang di beberapa negara dalam waktu yang bersamaan.

Adapun yang membedakan pandemi dan endemi adalah bukan pada tingkat keparahan penyakitnya, melainkan sejauh mana penyakit itu menyebar.

Contoh penyakit yang termasuk endemi

Sebelum Pandemi Covid-19 dinyatakan sebagai endemi, berikut beberapa penyakit di Indonesia yang tergolong menjadi endemi adalah sebagai berikut:

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit mudah menular yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. 

Biasanya DBD sering muncul di saat musim hujan dan genangan air menjadi tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak.

Umumnya penderita DBD akan ditandai dengan gejala demam tinggi mencapai 40 derajat celcius, sakit kepala berat, nyeri sendi dan otot, muntah, dan ruam kulit.  

Tuberkulosis

Dilansir dari berbagai sumber, tuberkulosis merupakan penyakit yang menyebabkan kematian paling banyak setelah Covid-19. Penyakit ini menyerang paru-paru, dan dapat menyerang organ tubuh lain seperti otak dan tulang belakang. 

Tuberkulosis dapat tertular jika seseorang tidak sengaja menghirup percikan droplet saat seseorang yang terinfeksi tuberkulosis bersin dan batuk.

Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis ditandai dengan munculnya gejala berupa demam, nyeri sendi, nyeri perut kanan, dan penyakit kuning. 

Hepatitis sendiri merupakan penyakit endemi yang disebabkan oleh virus. Namun, selain virus ada ragam faktor penyebab hepatitis, yaitu memiliki riwayat hepatitis dalam keluarga, penyakit autoimun, hingga berbagi penggunaan jarum suntik dnegan orang lain.

Sejauh ini ada lima jenis virus yang menyebabkan penyakit hepatitis, yaitu hepatitis A, hepatitis B , hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E.

Faktor yang memengaruhi pandemi Covid-19 bergeser jadi endemi

Ilustrasi pandemi Virus Corona awal yang menyebabkan Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. (Sumber: SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi pandemi Virus Corona awal yang menyebabkan Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China. (Sumber: SHUTTERSTOCK)

Berubahnya status Pandemi Covid-19 menjadi endemi adalah karena beberapa faktor, antara lain meningkatnya kekebalan tubuh masyarakat terhadap virus corona dan menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien yang rahat inap dan angka kematian menurun.

Baca selengkapnya: Perubahan Pandemi Jadi Endemi dan Kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan

Selain itu, penurunan kasus Covid-19 juga perlu diikuti beberapa upaya, seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kampanye 3M, serta 3T, percepatan vaksinasi Covid-19.

Upaya yang dapat dilakukan masyarakat hidup berdampingan dengan endemi

lustrasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat pandemi.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
lustrasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat pandemi.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Selain menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga vaksinasi, berikut 3 upaya yang dapat dilakukan masyarakat agar tetap sehat hidup berdampingan dengan endemi, antara lain:

Menjaga Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah seseorang terinfeksi dari berbagai macam penyakit. Untuk menjaga daya tahan tubuh, dapat dilakukan dengan beragam cara seperti mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, dan juga istirahat yang cukup.

Mengonsumsi makanan sehat dapat dimulai dengan membatasi makanan yang kaya akan lemak, seperti minyak mentega, dan santan. Selain itu, hindari makanan yang mengandung bahan pengawet yang ditambah dengan zat kimia. Usahakan untuk selalu mengonsumsi buah, sayuran, dan air putih agar kinerja organ vital berjalan lancar.

Menjaga daya tahan tubuh di tengah endemi juga dapat dilakukan dengan berolahraga yang rutin. Adapun olahraga yang dapat dilakukan antara lain seperti senam, jalan santai, dan yoga. 

World Health Organization (WHO), merekomendasikan olahraga selama 150 menit intensitas sedang atau 75 menit olahraga intensitas tinggi per minggu.

Selain itu, pastikan juga untuk istirahat yang cukup, yakni 7-8 jam setiap harinya. Aturlah waktu tidur yang sama setiap malam, begitu juga ketika bangun pagi.

Membersihkan rumah dengan rutin

Selain menjaga daya tahan tubuh, menjaga kebersihan rumah dengan rutin juga penting dilakukan.

Pasalnya, berapa studi menunjukkan jika virus dapat bertahan dalam waktu relatif lama. Oleh karena itu, dengan menjaga kebersihan rumah, maka dapat mencegah kuman dan penyakit berkembang biak.

Hindari stres

Stres yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh.

Dilansir dari laman Simplypsychology.org, saat seseorang mengalami stres, maka kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen berkurang. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mengelola stres di tengah endemi.

Baca juga: World Mental Health Day: Siapkah Indonesia Beralih Status Pandemi ke Endemi?

Itulah tadi penjelasan mengenai perbedaan endemi dan pandemi hingga langkah-langkah yang dapat dilakukan selama hidup berdampingan dengan endemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun