Mohon tunggu...
Lara LaksmiTsavitri
Lara LaksmiTsavitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa

Mahasiswa semester 5 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk UMKM Desa Berare

25 Januari 2023   10:52 Diperbarui: 27 Januari 2023   10:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ovov4-63d343bcdf78f263db6adf33.jpg
ovov4-63d343bcdf78f263db6adf33.jpg
ovov5-63d3438908a8b560f826a8d2.jpg
ovov5-63d3438908a8b560f826a8d2.jpg
ovov-63d342e5df78f24a537de204.jpg
ovov-63d342e5df78f24a537de204.jpg
Abstrak

Kelor banyak tumbuh di Berare dan merupakan salah satu sumber daya alam hayati. Kelor merupakan merupakan salah satu bahan pangan yang secara fungsional yang mengandung banyak vitamin. Potensi ini seharusnya menjadikan sebuah peluang untuk masyarakat setempat memperoleh manfaat baik manfaat ekonomi maupun manfaat dari segi lainnya. 

Namun sayangnya, potensi yang dimiliki ini belum optimal diberdayakan masyarakat setempat. One Village One Product (OVOP) hadir untuk dapat menjawab permasalahan yang dimiliki Desa Berare untuk dapat mengembangkan potensi daerah menjadi sebuah produk unggulan daerah. tujuan OVOP adalah untuk menggali potensi yang ada dan menciptakan produk inovatif dan kreatif. Adapun metode pelaksanan kegiatan yaitu melakukan survey potensi desa, perencanaan dan persiapan.

Kata Kunci : Kelor, OVOP, Masyarakat, Potensi

Abstract

 

Moringa grows a lot in Berare and is one of the biological natural resources. Moringa is a food ingredient that functionally contains many vitamins. This potential should be an opportunity for the local community to benefit from both economic and other aspects. But unfortunately, this potential has not been optimally empowered by the local community. One Village One Product (OVOP) is here to be able to answer the problems that Berare Village has to be able to develop regional potential into a regional superior product. OVOP's goal is to explore existing potential and create innovative and creative products. The method of implementing the activity is conducting a village potential survey, planning and preparation.

Keywords: Moringa, OVOP, Communit, Potential

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dalam cadangan plasma nutfah tanaman obat. Terdapat sekitar 30.000 spesies tanaman, 9600 spesies di antaranya berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman obat, dan kurang lebih hanya sekitar 300 spesies yang telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional (Hidayat 2011).

Tanaman sebagai merupakan bahan pangan yang berperan penting dan sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia. Bahan pangan kini mulai banyak diminati bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Fenomena ini melahirkan konsep pangan fungsional (food for specified health Use).

Kelor merupakan merupakan salah satu bahan pangan yang secara fungsional merupakan tanaman obat karena mengandung -karoten, protein, vitamin C, kalsium dan kalium, dan memetabolit sekunder sebagai antioksidan alami, karena adanya berbagai jenis senyawa antioksidan seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid (Dillard dan Jerman, 2000; Siddhuraju dan Becker, 2003)

Kelor banyak tumbuh di Berare dan merupakan salah satu sumber daya alam hayati. Pengembangan daun kelor menjadi produk pangan belum banyak diminati padahal potensinya sebagai makanan yang menyehatkan sangat besar. Masyarakat hanya menjadikannya sebagai sayur bening dan pohon peneduh.

Potensi ini seharusnya menjadikan sebuah peluang untuk masyarakat setempat memperoleh manfaat baik manfaat ekonomi maupun manfaat dari segi lainnya. Manfaat ekonomi yang bisa diperoleh dari adanya potensi ini yaitu menciptakan sebuah sumber pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Namun sayangnya, potensi yang dimiliki ini belum optimal diberdayakan masyarakat setempat. 

Hal tersebut terbukti dari perekonomian Desa Berare dalam bidang home industry masih terbilang kurang. Hal ini menjadi sebuah tugas bersama seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga menjadikan sebuah kekuatan yang bisa dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat sehingga hasilnya dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi masyarakat setempat.

One Village One Product (OVOP) hadir untuk dapat menjawab permasalahan yang dimiliki Desa Berare untuk dapat mengembangkan potensi daerah menjadi sebuah produk unggulan daerahnya dengan tetap memperhatikan ciri khas juga potensi yang dimiliki masing-masing daerah tersebut. Program OVOP ini merupakan sebuah program kolaborasi dengan ibu-ibu PKK.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Berdasarkan permasalahan yang sudah diidentifikasi maka metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan dalam kegiatan ini menggunakan metode antara lain:

  • Survey potensi yang ada di Desa Berare.
  • Tahap perencanaan dan persiapan  dilakukan dengan mendiskusikan sumber daya apa saja yang akan dikembangkan di Desa Berare yang bisa menjadi produk unggulan desa, serta mendiskudikan jadwal pembuatan produk bersama Kelompok PKK.
  • Tahap selanjutnya yaitu pengarahan bagaimana pembuatan produk serta pembuatan produk bersama kelompok PKK

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :Pembekalan, Diskusi, Pembuatan produk, Menentukan packaging Product dan Launching produk

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Pembekalan : Pelaksanaan pembekalan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada kelompok PKK terkait pentingnya program one village one product dan manfatnya terhadap perekenomian serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Diskusi : Diskusi dilakukan dengan kelompok PKK terkait identifikasi peluang bisnis dengan memanfaatkan potensi yang ada di Desa Berare.  Potensi yang diangkat berupa daun kelor yang banyak ditanam di halaman rumah warga. Produk yang ditawarkan berupa olahan stik dengan ektrak daun kelor.
  • Pembuatan produk : Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu pembuatan produck bersama ibu-ibu PKK. Kegiatan ini dilaksankan dalam waktu sehari.
  • Menentukan packaging Product : Hasil akhir produk yang berupa makanan dengan ekstrak daun kelor di buatkan kemsan produk supaya terlihat lebih menarik.
  • Launching produk : Puncak dari program ovop ini yaitu malam launching produk yang dilaksanakan bersamaan dengan pelepasan mahasiswa program merdeka, pada Senin malam tanggal 9 januari 2023. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, antusiasme masyarakat terlihat begitu jelas dilihat dari banyaknya peserta yang hadir.

KESIMPULAN

Pelaksanaan program ovop yang dilaksanakan di Desa Berare, Kec. Moyo Hilir berjalan dengan lancar, berlangsung dengan baik dan responsive. Hasil dari program ovop yang dilaksanakan di Desa Berare berupa olahan stik dengan ekstrak daun kelor yang di beri nama stik kelor.

SARAN

Pelaksanaan kegiatan perlu diadakan evaluasi untuk meninjau keberlangsungan dari keberadaan produk stik kelor. Adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak perlu untuk dilakukan dalam pengembangan produk unggulan desa.

DAFTAR PUSTAKA

Maharani, A., & Murwanti, R. (2021). Optimalisasi Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Produk Olahan Bernilai Gizi dan Bernilai Ekonomi Tinggi. Journal of Community Development, 2(1), 38-42.

Marhaeni, L. S. (2021). Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Sumber Pangan Fungsional Dan Antioksidan. AGRISIA-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 13(2).

Salimi, Y. K. (2019). Pengembangan Produk Pangan Fungsional Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) untuk Menghambat Proliferasi Sel Kanker. LAPORAN PENELITIAN, 6(4354).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun