1. Sifat Awwab.
Yang  dimaksud dengan awwab adalah kembali pada Allah dari maksiat kepada ketaatan pada-Nya, dari hati yang lalai mengingat-Nya kepada hati yang selalu mengingat-Nya.
 Ubaid bin Umair rahimahullah mengatakan, "Awwab
adalah mengingat dosa yang dilakukan kemudian memohon
ampunan kepada Allah atas dosa tersebut."
Sa'id ibnu al-Musayyib rahimahullah berkata, "Yang dimaksud awwab adalah orang yang berbuat dosa lalu bertobat kemudian ia terjerumus lagi dalam dosa lalu ia bertobat."
2. Sifat Hafizh
Inbnu Abbas r.a. mengatakan, "la menjaga amanat yang
Allah janjikan untuknya dan ia pun menjalankannya."
Qatadah rabimabullah mengatakan, "la menjaga kewajiban dan nikmat yang Allah janjikan untuknya."
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, "Perlu diketahui bahwa nafsu itu ada dua kekuatan, yaitu kekuatan offensive (menyerang) dan kekuatan defensive (bertahan). Yang dimaksud dengan awwab adalah kuatnya offensive dengan kembali pada Allah, mengharapkan ridha-Nya dan taat pada-Nya.Â
Adapun hafizh adalah kuatnya defensive, yaitu menahan diri dari maksiat dan hal yang terlarang. Jadi, hafizh adalah menahan diri dari larangan Allah, sedangkan awwab adalah menghadap pada Allah dengan melakukan ketaatan pada-Nya."
3. Sifat Takut Kepada Allah.
Dalam firman Allah, "(yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih, sekalipun tidak kelihatan (oleh-Nya)...," terkandung makna pengakuan akan adanya Allah, akan rububiyah-Nya, akan ketentuan-Nya, akan ilmu dan pengetahuan Allah yang mendetail pada setiap keadaan hamba. Juga di dalamnya terkandung keimanan pada kitab, rasul, perintah dan larangan Allah.Â
Begitu pula di dalamnya terkandung keimanan pada janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya. Begitu pula di dalamnya terkandung keimanan kepada janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya. Seseorang dikatakan takut kepada Allah (ar-Rahman) haruslah dengan memenuhi hal-hal yang telah disebutkan tadi.
4. Sifat  Datang dengan Hati yang Munib
 Yang dimaksudkan dengan "datang dengan hati yang munib' dijelaskan oleh Ibnu Abbas r.a., "Kembali (dengan bertobat) dari bermaksiat kepada Allah, melakukan ketaatan, mencintai ketataan tersebut dan menerimanya."
 Yang dimaksud dengan sifat penghuni surga yang keempat ini adalah kembali kepada Allah dengan hati yang selamat, bertobat kepada-Nya, dan tunduk kepada-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H