Dingin Harus Dicatat
*potret petrus 1988
Di kampungmu yang pernah merasakan dingin hatinya, matahari bangun memperjelas segala.
Jalan hanya tidak rata
Kaki kaki kecil, kaki kaki dewasa mencoba terbiasa.
Rindang pepohonan memberi teduh
Tubuh tubuh rubbuh, kecapekan-kepanasan
Di kampungmu yang pernah merasaan dingin hatinya, hujan turun.
Menembaki. orang-orang pulang.
Jalanan cuma basah. Merah darah.
Lolongan anjing memperingatkan orang-orang menelan ludah, menahan muntah.
Gumam pun redam di kebun agung.
Sebuah nisan tak bernama kering doa.
Tuhan, kenapa di zaman pembangunan banyak tragedi kemanusiaan ?
Cinta dan pemerintah, matikah keduanya ?
Atau cuma sekedar bungkam ?
Eko Petruk
Yogyakarta,07 Januari 2017
13:03 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H