Penggunaan Stone Mastic Asphalt (SMA) sebagai material pengaspalan di Sirkuit Mandalika menjadi pilihan utama untuk memastikan kestabilan, daya tahan, dan performa lintasan balap. Namun diperlukan evaluasi dalam kinerja SMA dalam menghadapi tantangan operasional di sirkuit, termasuk beban dinamis dari kendaraan berkecepatan tinggi, gaya gesek, serta kondisi iklim tropis yang ekstrem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA memberikan kinerja optimal dalam menjaga keutuhan struktur lintasan, meskipun terdapat beberapa tantangan teknis dalam proses konstruksi dan pemeliharaan.
Stone Mastic Asphalt (SMA)Â merupakan salah satu campuran aspal yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya tahan terhadap deformasi dan keausan. Campuran ini pertama kali dikembangkan di Jerman dan kini banyak diterapkan pada jalan raya maupun sirkuit balap yang membutuhkan kekuatan tinggi terhadap beban kendaraan dan kondisi lingkungan yang ekstrem.Â
Sirkuit Mandalika, yang terletak di Lombok, Indonesia, menjadi salah satu sirkuit terbaru yang mengadopsi teknologi Stone Mastic Asphalt dalam konstruksinya. Tantangan lingkungan, seperti cuaca panas, hujan tropis intensif, dan beban dinamis yang tinggi dari kendaraan balap, menjadi faktor penting dalam memilih material aspal yang tepat. Evaluasi kinerja Stone Mastic Asphalt dilakukan melalui pendekatan eksperimental dan studi lapangan. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Analisis Komposisi Campuran
  Uji komposisi campuran aspal Stone Mastic Asphalt dilakukan untuk memastikan keseimbangan antara agregat kasar, filler, dan bahan aspal. Pengujian melibatkan analisis granulometri agregat, kadar aspal, serta proporsi filler untuk memastikan kualitas campuran.
2. Pengujian Ketahanan Deformasi
  Pengujian ini bertujuan untuk menilai kemampuan Stone Mastic Asphalt dalam menahan deformasi permanen akibat beban dinamis dari kendaraan balap. Tes pengujian pelacakan roda (wheel tracking) dan Uji beban berulang (uniaxial repeated load test) digunakan untuk mensimulasikan kondisi lapangan.
3. Uji Ketahanan Terhadap RetakanÂ
  SMA diuji terhadap potensi retakan menggunakan tes fatigue. Pengujian ini penting untuk mengetahui daya tahan campuran aspal terhadap tegangan berulang akibat gaya gesekan yang tinggi pada kendaraan yang melaju dengan kecepatan ekstrem.
4. Uji Drainase
  Sistem drainase yang efektif adalah salah satu kunci keberhasilan dalam pengaplikasian SMA, terutama di iklim tropis. Uji permeabilitas dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan SMA dalam mengalirkan air dan mencegah genangan di lintasan.
Dengan mengikuti metode diatas menunjukan hasil analisis komposisi campuran aspal Stone Mastic Asphalt (SMA) di Sirkuit Mandalika  bahwa proporsi agregat kasar dan filler telah memenuhi standar internasional untuk konstruksi sirkuit balap. Tingginya proporsi agregat kasar memberikan stabilitas struktural yang baik, sedangkan kadar aspal yang tepat membantu menjaga kelenturan campuran.
Selanjutnya, pengujian wheel tracking menunjukkan bahwa Stone Mastic Asphalt memiliki ketahanan deformasi yang sangat baik, bahkan pada suhu tinggi dan beban dinamis yang berkelanjutan. Hal ini menjadikan Stone Mastic Asphalt sangat cocok digunakan pada lintasan sirkuit, di mana tekanan akibat kecepatan dan gaya lateral sangat tinggi. Deformasi yang minimal pada permukaan lintasan juga berkontribusi pada keselamatan pembalap, karena menjaga permukaan tetap halus dan rata.
Dalam hal ketahanan terhadap retakan, pengujian fatigue menunjukkan bahwa Stone Mastic Asphalt cukup mampu menahan retakan akibat gaya gesekan yang tinggi. Namun, beberapa titik kritis, terutama di tikungan tajam dan area pengereman yang intensif, menunjukkan potensi retakan kecil. Oleh karena itu, pemeliharaan berkala di area tersebut diperlukan untuk menjaga kualitas lintasan. Uji permeabilitas juga mengonfirmasi bahwa campuran Stone Mastic Asphalt di Sirkuit Mandalika memiliki kemampuan drainase yang baik. Struktur pori-pori yang seimbang memastikan bahwa air hujan dapat dengan cepat terserap dan dialirkan keluar dari permukaan lintasan, sehingga mengurangi risiko aquaplaning dan genangan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat curah hujan yang tinggi di kawasan tropis seperti Mandalika.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa campuran Stone Mastic Asphalt (SMA) menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam menghadapi tantangan lingkungan dan operasional di Sirkuit Mandalika. Stone Mastic Asphalt terbukti memiliki ketahanan tinggi terhadap deformasi dan retakan, serta kemampuan drainase yang efektif. Meskipun demikian, pemeliharaan berkala di area dengan tekanan tinggi tetap diperlukan untuk menjaga kualitas lintasan dalam jangka panjang.
Penggunaan Stone Mastic Asphalt di sirkuit ini menjadi referensi penting bagi pembangunan sirkuit balap di daerah lain dengan kondisi iklim yang serupa. Untuk itu, studi lanjutan disarankan untuk mengoptimalkan teknik pengaplikasian dan pemeliharaan Stone Mastic Asphalt guna meningkatkan performa lintasan lebih lanjut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI