Misteri ini masih belum terpecahkan.
Sejumlah teori telah diajukan untuk menjelaskan hilangnya pasokan minyak nabati di pasar, dan beberapa diantaranya disebabkan oleh pembelian panik oleh konsumen.
Negara kita baru-baru ini menghadapi tantangan baru terkait minyak nabati.
Kenaikan harga minyak nabati disebabkan melonjaknya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia.
Terakhir, pemerintah menetapkan harga eceran maksimum (HET) minyak nabati sebesar Rp 14.
000 per liter.
Kebijakan ini mulai berlaku pada awal Februari 2022.
Kebijakan pemerataan harga mengakibatkan berkurangnya ketersediaan minyak nabati di pasaran.
Ketersediaan minyak goreng di banyak komunitas menyebabkan kekacauan dan kepanikan membeli, karena masyarakat berlomba-lomba membelinya.
Saat itu, Menteri Perdagangan Mohammad Lutfi yakin ada pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk mempermainkan minyak nabati, sehingga menyebabkan kelangkaan minyak di masyarakat.
Didi Nordiviatomoko, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan mengatakan: Kenaikan harga dan ketersediaan minyak nabati telah menimbulkan permasalahan baru.
Permasalahannya adalah “panic buying” (pembelian massal) yang dilakukan masyarakat.
Panic shopping terjadi karena masyarakat sulit mendapatkan minyak nabati dengan harga terjangkau dan melakukan pembelian panik (panic-buying) kapan pun ada kesempatan.
Menurut penelitian , jumlah kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8 hingga 1 liter per bulan.
Hal ini berarti banyak rumah tangga yang menimbun minyak goreng untuk memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat takut kehabisan minyak murah dan membeli minyak goreng begitu tersedia.
Selain mempengaruhi harga dan pasokan minyak nabati.
Pembelian panik juga dapat menyebabkan fluktuasi harga secara umum dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi.
Selain itu, langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran masyarakat, mengganggu rantai pasokan, memperburuk kelangkaan, dan berdampak negatif terhadap keberlanjutan ekonomi lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H