Mohon tunggu...
Laqsatulus Sapati
Laqsatulus Sapati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa yang menyukai bidang olahraga tapi ingin mencoba sebuah pengalaman baru yaitu menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Panic Buying" Akibat dari Kelangkaan dan Menyebabkan Meningkatnya Harga Minyak Goreng di Tahun 2022

10 Januari 2024   12:15 Diperbarui: 10 Januari 2024   12:49 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Misteri ini masih belum terpecahkan.
 Sejumlah teori telah diajukan untuk menjelaskan hilangnya pasokan minyak nabati di pasar, dan beberapa diantaranya disebabkan oleh pembelian panik oleh konsumen.
 Negara kita baru-baru ini menghadapi tantangan baru terkait minyak nabati.
 Kenaikan harga  minyak nabati disebabkan melonjaknya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia.
 Terakhir, pemerintah menetapkan  harga eceran maksimum (HET)  minyak nabati sebesar Rp 14.
000 per liter.


 Kebijakan ini mulai berlaku pada awal Februari 2022.
 Kebijakan pemerataan harga mengakibatkan berkurangnya ketersediaan minyak nabati di pasaran.
 Ketersediaan minyak goreng di banyak komunitas menyebabkan kekacauan dan kepanikan membeli, karena masyarakat berlomba-lomba membelinya.
 Saat itu, Menteri Perdagangan Mohammad Lutfi yakin ada pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk mempermainkan minyak nabati, sehingga menyebabkan kelangkaan minyak di  masyarakat.


 Didi Nordiviatomoko, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan mengatakan: Kenaikan harga dan ketersediaan minyak nabati telah menimbulkan permasalahan baru.
 Permasalahannya adalah “panic buying” (pembelian massal) yang dilakukan  masyarakat.
 Panic shopping terjadi karena masyarakat sulit mendapatkan  minyak nabati dengan harga terjangkau dan melakukan pembelian panik (panic-buying) kapan pun ada kesempatan.


 Menurut penelitian , jumlah kebutuhan  minyak goreng per orang hanya 0,8 hingga 1 liter per bulan.
 Hal ini berarti banyak rumah tangga yang menimbun minyak goreng untuk memenuhi kebutuhannya.
 Masyarakat takut kehabisan minyak  murah dan membeli minyak goreng begitu tersedia.
 Selain mempengaruhi harga dan pasokan minyak nabati.


 Pembelian panik juga dapat menyebabkan fluktuasi harga secara umum dan memperburuk ketidakstabilan ekonomi.
 Selain itu, langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran masyarakat, mengganggu rantai pasokan, memperburuk kelangkaan, dan berdampak negatif terhadap keberlanjutan ekonomi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun