Engkau yang mengirimiku senja
Yang menyelinap di antara siang dan malam
Lalu pergi mengayun langkah perlahan melewati kabut
Menyepi pada ranting-ranting hidup terjaga
Tak lama parasmu melambai canggung dari ranting-ranting itu
Sembari melepas senyum pada hembusan angin
Senja yang engkau kirimkan
Terbang, pergi, dan menjauh tanpa peduli
Ku tahu itu bukan untukku
Aku hanya terlalu memalsukan makna rasa
Pesonamu merayu pada ranting-ranting hidup terjaga
Pun bukan untuk siapa-siapa, apalagi untukku.
Engkau yang suci,
Senja yang engkau kirimkan itu bukan untukku
Bukan pula untuk siapa-siapa
Apalagi senyummu yang merekah
Juga bukan untukku dan siapa-siapa
Aku saja yang mengaku memiliki rasa itu
Engkau suci,
Perempuan berhati malaikat
Sekali ini saja, biarkan aku mengagumimu,
Menyelipkan namamu pada tiap kata dalam doa,
Membasuhnya dengan khidmat kasih
Agar engkau tak canggung lagi melepas senyum padaku
Karena Tuhan telah menyatukan kita dalam titah sucinya, pintaku