Kesuksesan ini dapat membuka ruang politik yang besar bagi bapak, dan bapak tentu bisa di terima di daerah mana saja, termasuk kota Baubau, umpanya. Akan tetapi sekali lagi pak, ini baru rencana, dan ketika bapak resmi mundur dari PJ mungkin rencana itu belum terlaksana utuh. Sehingga berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Karena PJ sebelum bapak juga memiliki rencana yang besar-besar kala itu.
DisisI lain, pasti saja, banyak elit politik tertentu tidak suka dengan kebijakan bapak saat ini. Karena menghalangi langkah politiknya di Buton selatan. Karena santer terdengar, bapak itu susah di kendalikan begitu saja. Jadi cara terbaik untuk menggeser bapak dari PJ, sekaligus, menggeser bapak dari memuluskan rencana pembangunan prestisius itu adalah dengan mendorong bapak maju sebagai calon bupati Busel, dengan demikian meraka akan leluasa menjalankan kepentinganya. Faktanya, beberapa orang tim militan dari kandidat tertentu sekarang selalu mendorong bapak dan berada di samping bapak.
Pak PJ yang saya hormati,
Surat ini mungkin bisa saja bapak nilai sebagai sebuah usaha politik. Tetapi sekali lagi, segalanya berada di tangan bapak. Tetapi sekali lagi, penulis sendiri merasa berkewajiban menyampaikan apa yang penulis pikirkan dan cermati. Silahkan di pahami dengan persepsi bapak. Di buang tong sampah juga tidak mengapa. Karena perjalanan masih panjang. Waktu untuk bersua selalu penulis nantikan.
Untuk itu bila ada kata atau kalimat yang tidak mengena di hati bapak, penulis mengucapkan permohonan maaf beribu maaf. Tiada maksud penulis menyinggung hati siapapun.
Billahi Taufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum.
Batauga, 03 Maret 2016
LA ODE SAKIYUDDIN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H