Mohon tunggu...
La Ode Muhamad Kairudin
La Ode Muhamad Kairudin Mohon Tunggu... Aktor - msahasiswa

hobi bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Sentra Batik dan Kerajinan Cor Desa Bejijong

11 Maret 2024   17:17 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SENTRA BATIK DAN KERAJINAN COR MAJAPAHIT DESA BEJIJONG SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DAN TRADISI

Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Desa Bejijong memiliki batik khas bejijong atau sering disebut Batik Majapahit yang dibuat atau diproduksi oleh pengerajin batik Desa Bejijong sejak tahun 2011. dikenal merupakan wilayah kampung Majapahit yang memiliki beragam potensi wisata dan industri kreatif yang menarik perhatian. Guna membangkitkan potensi wisata dan industri kreatif di sana, tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Surabaya (Ubaya) membuat kreasi batik cap khas Bejijong.

Batik cap khas Bejijong memiliki ciri khas warna dasar yang unik. Warna dasar yang digunakan adalah warna-warna alam yang ada di Desa Bejijong seperti terakota atau cokelat kopi. Sedangkan motif batik capnya tidak jauh dari khas Desa Bejijong seperti Surya Majapahit, buah maja, dan ragam hias sulur di relief candi. Umumnya motif batik cap khas Bejijong berwarna putih. Motif batik di Desa Bejijong juga bermacam-macam, terdapat motif khas dari pengrajin dan motif modifikasi dari motif batik Mojokerto. Terdapat beberapa motif batik yaitu motif Seribu Warna, motif Pataka, motif Ukel, motif Sorkek, motif Pring Sedapur, motif Semanggi, motif Buah Mojo, motif Bunga Sepatu.

PROSES MEMBATIK

  • Mendesain

terdapat desain yang digambar di atas kertas, sehingga pengrajin bisa langsung menyalin pada kain. Alat yang digunakan untuk menyalin adalah spidol yang memiliki warna terang pada kain dan tidak meninggalkan bekas pada kain.

Mencanting

Pada proses ini kita di sediakan canting dan kompor listrik yang digunakan untuk memanaskan malam. Pengrajin mencanting sesuai dengan motif yang sudah digambar pada kain.

3. Pewarnaan

Proses ini menggunakan pewarna napthol dengan teknik celup. Pewarna napthol berbentuk serbuk yang dicampurkan dengan air, terdapat dua paket dalam satu warna, yaitu warna dingin dan warna panas. Proses pencelupan diawali dari warna panas, dan kemudian ke warna dingin.

4. Penglorodan

Proses produksi batik yang terakhir adalah proses penglorodan. proses ini menggunakan air panas, terdapat tambahan tepung alami yaitu kanji. Kanji digunakan untuk mempermudah lepasnya malam yang menempel pada kain. Setelah penglorodan kain hal terakhir yang dilakukan adalah penjemuran.

Sejarah Cor Kuningan Majapahitan Mojokerto

Industri kuningan merupakan industri kecil menengah yang semakin hari semakin banyak manfaat dan kegunaannya. Khususnya di Desa Bejijong Trowulan, yang sangat terkenal dengan Desa Wisata Kerajinan Cor Kuningan.

Dapat diketahui bahwa memang sejak jaman Kerajaan Majapahit logam kuningan telah diproduksi oleh masyarakat setempat guna untuk keperluan alat rumah tangga. Seperti gelas dari logam kuningan, piring dari logam kuningan, sendok garpu dari logam kuningan, maupun perabot hiasan rumah dari logam kuningan.

Pada awalnya bapak Sabar adalah jurukunci Museum Trowulan (1949-1965) yang kini berganti nama menjadi Pusat Informasi Majapahit. Bapak Sabar Merupakan asisten dari Maclaine Pont, yang bersama Bupati Mojokerto RAA Kromodjojo Adinegoro mendirikan Museum Trowulan pada tahun 1924.Bapak Sabar inilah yang mejadi penggagas generasi awal produksi kerajinan cor kuningan tersebut.

Berdasarkan cerita, bapak Sabar belajar cara membuat patung cor kuningan dari Pont. Waktu itu Pont sedang membikin patung Yesus, sedangkan pak Sabar mendampinginya. Kemudian oleh Pont menyarankan bapak Sabar agar mengikutinya membuat patung cor kuningan.

Dari titik itulah bapak Sabar memulai membuat patung yang kemudian diikuti oleh sejumlah kerabatnya. Pada tahun 1972 baru sekitar 5 orang dari keluarga pak Sabar yang memiliki kemampuan mematung. Pada tahun 1984, jumlah itu bertambah hingga 70an orang yang memiliki kemampuan tersebut. Hingga sekarang mencapai 400an orang yang bekerja sebagai pengrajin cor kuningan di Desa Bejijong.

Kemudian diteruskan oleh bapak Hariadi anak bungsu dari bapak Sabar. Bapak Hariadi sendiri telah mahir dalam proses pembuatan kerajinan cor kuningan.

PROSES PEMBUATAN

Dalam membuat suatu kerajinan cor kuningan terdapat tiga tahapan. Yaitu tahap pertama pra produksi dengan menyiapkan bahan baku berupa lilin/malam, mata kucing, tanah liat, dan kuningan. Kemudian tahap kedua yaitu proses produksi dengan membuat cetakan/model/bentuk, finishing model/matras, ndalani, mill, mbungkus, mbakar, mbukak'i,serta proses lanjutan. Dan tahap ketiga yaitu finishing dengan teknik poles mulai dari grenda kasar, nglas untuk menyambung antar bagian patung, pewarnaan, grenda kasar. Dengan begitu kerajinan cor kuningan siap untuk dikirim ke pemesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun