Mohon tunggu...
Laode Faraz
Laode Faraz Mohon Tunggu... Mahasiswa - haloooo

hai haii

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terakhir, Bukan Akhir

3 Juni 2022   00:56 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Untuk kendala pada saat wawancara sebetulnya tidak terlalu banyak sih, mungkin lebih ke bingung mau bertanya apa. Namun, jika sudah berjalan wawancaranya biasanya akan terasa lancar dan lanjut terus kepada topik-topik lainnya dan memperlancar kegiatan wawancara. 

Tetapi ada kendala yang cukup menyulitkan pada saat materi yang mengharuskan untuk mewawancarai pemuka agama dari agama lain karena harus mendatangi tempat peribadatan mereka. 

Bahkan pada saat itu saya sampai mendatangi tiga gereja di Kota Malang karena memang kebanyakan tempat ibadah seperti itu membutuhkan izin untuk masuk. Apalagi harus mewawancarai pemuka agamanya, tentu mebutuhkan izin yang jelas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Beruntung pada saat saya mendatangi gereja di Jalan Ijen saya dapat langsung bertemu dengan Romo yang ada disana tanpa harus mengajukan surat izin terlebih dahulu, sehingga saya dapat langsung berbicara dan menagendakan acara wawancara dengannya dilain hari bersamaan dengan kesempatan memasuki gereja. 

Begitupun dengan klenteng, saya sempat mendatangi klenteng namun menerima penolakan seperti saat mendatangi tiga gereja sebelumnya karena tidak membuat izin perjanjian. 

Akhirnya saya datang kembali ke klenteng karena ternyata disana ada teman saya yang sudah mendapatkan izin untuk wawancara , jadi saya ikut-ikutan kesana deh agar dapat ikut mendengarkan penjelasan tentang klenteng. 

Jujur ini merupakan pengalaman yang paling menyenangkan pada saat melakukan wawancara karena saya dapat kesempatan untuk memasuki tempat ibadah agama lain dan mendapatkan ilmu yang banyak darisana. 

Saya pun mengabadikan foto untuk dijadikan kenang-kenangan untuk pengalaman memasuki tempat ibadah agama lain yang entah kapan lagi datangnya. Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan mungkin tak akan terlupakan.

Untuk keseluruhan dari sistem pembelajaran kewarganegaraan dari Pak Edi terasa menyenangkan, hanya saja memang kebanyakan malas ini yang membuat tugas dari Pak Edi terasa berat. 

Padahal jika kita melakukannya dengan enjoy maka akan terasa mudah dan akan ada banyak sekali pelajaran yang kita dapatkan dari wawancara yang dilakukan, karena kebanyakan dari tugas Pak Edi adalah mewawancara orang yang bisa dibilang memiliki sudut pandang dan cara berpikir berbeda dari diri kita. 

Mungkin cukup itu saja hal yang dapat saya ceritakan dari pembelajaran mata kuliah kewarganegaraan. Saya ingin mengucapkan entah berapa banyak terima kasih kepada Pak Edi atas keunikan beliau dalam membimbing kami, karena atas tugas-tugas dari beliau lah banyak ilmu dan pengalaman baru yang saya dapatkan dengan mewawancarai dan bertanya langsung kepada orang-orang spesial dari tema yang diberikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun