Perahu atau jukung berdesak-desakan satu sama lain mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliuran, kebanyakan pedagangnya yaitu perempuan atau ibu-ibu. Mereka biasa menggunakan tanggui atau topi katui lebar dari daun rumbia, uniknya lagi di pasar terapung ini masih berlaku sistem barter atau bapanduk dalam bahasa Banjar.Â
Pasar terapung sendiri merupakan salah satu objek wisata Kalimantan Selatan yang buka dari jam 04.00 AM WITA sampai 08.00 AM WITA dan jika ingin berkunjung kesana kalian harus menggunakan kapal kecil yang menggunakan mesin "klotok".Â
Sebelum kalian pergi ke pasar terapung sebaiknya kalian harus menyewa klotoknya terlebih dahulu dikarenakan jika kalian tidak meyewanya maka kalian tidak akan sampai ke pasar terapung tersebut karena letak pasarnya berada ditengah-tengah sungai, disana kalian bisa melakukan transaksi layaknya di pasar biasa, bedanya kalian bertransaksi diatas air menggunakan kelotok atau jukung.Â
Di pasar terapung sendiri menjual bermacam-macam makanan atau kue khas  Banjar yang bisa dijadikan oleh-oleh, kalian juga bisa makan makanan khas Banjar langsung di pasarnya, dan kalian akan merasakan sensasi makan sambil was-was takut jatuh akan tetapi seru dan menyenangkan.Â
Namun sekarang pasar terapung sudah ada yang terletak di pinggir sungai yang tepatnya di Jalan Piere Tendean Sungai Martapura,, Gadang, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123, atau yang biasa dikenal orang Banjarmasin Siring, sehingga kalian tidak harus lagi untuk menyewa klotok atau kapal kecil.
Kondisi Pasar Terapung Pasca Pandemi
Salah satu pusat sektor ekonomi dan pariwisata kota Banjarmasin ini baru ber operasi kembali lebih kurang empat minggu yaitu sejak melonggarnya kebijakan ppkm oleh pemerintah setempat akan tetapi pedagang disana merasakan adanya penurunan penghasilan hingga 50% (lima puluh persen).Â
Penulis sudah menelusuri pasar terapung tersebut dan bertanya kepada salah satu ibu-ibu atau penjual yang ada di pasar terapung siring. Penulis bertanya mengenai kondisi pasar terapung sebelum adanya covid-19, Pra Endemi, dan Pasca Pandemi.Â
"sebelum ada covid ini jualannya banyak yang beli dan pasarnya pun ramai di kunjungi oleh pengunjung bahkan sampai sampai sering orang-orang asing (bule) berkunjung ke pasar terapung ini dan biasanya memborong jualan saya, namun setelah adanya covid pasar terapung ini sempat di tutup sehingga saya susah untuk mencari nafkah dan kadang saya berjualan hanya di sungai dekat rumah saya saja.Â
Itupun jualan saya kadang tidak ada yang laku terjual, dan sekarang pasca pandemi ini pasar sudah diperbolehkan untuk buka, pemerintah setempat juga sudah memberitahukan kepada kami para pedagang bahwa pasar terapung akan di buka untuk seterusnya dan jualan saya pun mulai ramai lagi di kunjungi dan dagangan saya sudah sering terjual habis lagi" tutur bu Putri salah seorang pedagang yang ada di Pasar terapung.