Bulan Desember tepatnya tanggal  09 Desember 2020 adalah momentum yang ditunggu-tunggu oleh Rakyat Kab.Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada hari itu akan menentukan dan melahirkan sosok figur mumpuni yang akan menahkodai Muna sampai Lima Tahun Kedepan.
Momen ini adalah ritual rakyat  dalam menghadapi kontestasi politik. Ada beberapa figur sebagi bakal calon yang sempat lahir  antara lain, Syarifuddin Udu, dr. Baharrudin,  Jaelani, Hasid Pedansa, Rusman Emba, La Pili, Rajiun Tumada dan masih banyak lagi vigur yang memiliki ruang dan kesempatan untuk ikut berkompetisi di Pilkada Muna. Bakal Calon-Calon tersebut hanya sebatas sampai pada tahap Sosialisasi bahkan sampai pada lobi partai pengusung namun saat penetapan KPU Muna yang lahir sebagai Calon Resmi Bupati Muna adalah  Rusman Emba dan Rajiun Tumada. Dua Calon tersebut masing-masing memiliki background dan karakter masing- msing dan yang menentukan adalah Yang Maha Kuasa dan Rakyat itu sendiri.
Tulisan ini penuh kekurangan, tujuan saya hanya mengekpresikan gagasan dan pandangan saya terhadap  sosok Calon Kepala Daerah di Muna , kita akan melihat segala peluang , siapakah yang berpotensi  menduduki kursi empuk kekuasaan di Muna sampai Lima tahun Kedepan.
Dua sosok figur tersebut memiliki Latar belakang masing-masing. Rusman Emba dan  Bahrun Labuta Sebagai Calon Bupati dan wakil Bupati Nomor Urut 1. Rusman Emba  adalah Mantan Ketua DPRD Provinsi dari Partai Golkar, Mantan Anggota DPD RI walaupun Tidak tuntas  periodesasi nya pada saat itu karena beliau masuk bursa Calon Bupati Muna periode yang lalu dan akhirnya terpilih mengalahkan rivalnya dr Baharrudin yang saat itu sebagai petahana. RE Calon Bupati kali ini didukun partai PDIP, Golkar, PKB dan PKS yang  mengandalkan mesin politik dari 4 parpol. Jika kita berbicara mantan petahana pasti memiliki kekuatan dari kalangan elit dan rakyat termasuk amunisi. Elit-elit politik yang mendukung RE adalah dr Baharrudin yang mantan Bupati 1 periode, Ridwan Bae mantan Bupati Muna 2 periode, Johan Boy mantan Ketua Golkar Muna, Jaelani mantan calon anggota DPR RI partai PKB, termasuk sebagian besar tokoh sentral pemekaran DOB Kab.Muna barat seperti Nurdin Olo dkk.  Rusman Emba juga merupakan sosok yang dekat dengan rakyatnya ,dekat dengan bawahannya, dekat dengan semua kalangan baik tua maupun muda, wakilnya Bahrun Labuta merupakan birokrasi Tulen juga memiliki pengaruh yang menentukan kemenangan.
RE Dimasannya pembangunan di Muna juga kelihatan termasuk Infrastruktur Jalan , perhatian terhadap petani , perhatian terhadap pedagang kaki lima dan perhatian perikanan. Cost politik yang disiapkan juga pasti ada ,segala sesuatunya menyangkut amunisi pasti siap. Begitu pula RT merupakan Mantan Bupati Muna Barat yang satu-satunya rival RE yang bertarung hari ini. RT yang berpasangan dengan La Pili diusung oleh partai Hanura, Demokrat, Gerindra,Nasdem, PPP, dan PAN. Rajiun merupakan sosok yang memiliki tagline bapak pembangunan di Muna barat telah menorehkan prestasi membangun Jalan ring road , beliau dekat dengan Rakyat, dekat dengan siapapun termasuk kelompok milenial.tidak kalah penting wakil RT adalah La Pili yang merupakan mantan anggota DPRD Provinsi dari Partai PKS bahkan pernah mencalonkan diri sebagai kontestan Calon bupati Muna sebelumnya  dan tahun 2019 beliau sebagai calon anggota DPR RI namun bel berhasil. Pasangan nomor urut 2 tersebut didukung oleh tokoh Muna seperti Laode Rifai Pedansa (Mantan Ketua PDIP Sultra), juga didukung oleh Anggota DPR RI partai Nasdem Rusda Mahmud.RT sudah pasti memiliki cost politik sebab dalam pertarungan apapun pasti membutuhkan amunisi.
Dua Calon Bupati memiliki keunggulan masing- masing, strategi yang dibangun oleh kedua Calon sudah mulai kelihatan mulai dari struktur timses sampai barisan pendukung militan sudah mulai bekerja turun kelapangan. Andaikan seorang pelari sebelum star sudah mempersiapkan energi dan skill  untuk meraih prestasi , sama halnya pertarungan Bupati Muna saat ini segala sesuatunya sudah disiapkan dari semua sisi.
Menurut saya siapa yang layak memimpin Muna Kedepan kita kembalikan kepada Rakyat Muna dengan Instrumen penilaian masing- masing. Mulai dari sikap, keteladanan, kedekatan rakyat, pengelolaan pembangunan, pengabdian dan finansial dan  tidak kalah penting adalah rakyat segalanya bukan rakyat menjadi serigala buat rakyatnya.
Rakyat harus menilai dari kedua figur tersebut siapa yang sungguh- sungguh membangun dan memimpin untuk rakyat dan siapa yang ambisi dan haus hanya kekuasaan belaka, sebab keserakahan dalam memimpin akan berakibat fatal terhadap amanah yang diemban oleh sang pemimpin. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa patriot, seorang pemimpin wajib menghadapi badai untuk rakyatnya bukan semata-mata membangun diatas penderitaan rakyat.
Siapapun yang terpilih saya pribadi menginginkan Kab.Muna yang merupakan salah satu kabupaten tertua di Sultra dipoles dan ditata sedemikian rupa sehingga Muna dari baik menjadi terbaik baik dari beberapa kabupaten lain di Sultra. Â
Muna terkenal dengan Sumber Daya Manusianya yang tidak bisa dipungkiri banyak orang Muna menjadi pemimpin di Luar Sulawesi tenggara. Maksud saya Identitas kemunaan kita jaga, kita rawat sebanding dengan kualitas SDM dan kesejahteraan ekonomi rakyatnya.
Saudara-saudara saya khususnya rakyat Muna silahkan pilih pemimpin jujur dan amanah, semua kembali ke rakyat untuk rakyat karena kesalahan fatal adalah memilih kucing dalam karung  tanpa mengetahui background nya sehingga outputnya adalah melahirkan pemimpin tidak amanah. Jangan dengar kata katanya tetapi lihat sejauh mana kontribusi terhadap rakyat dan daerahnya .
Saya kira demikian,. Mohon maaf jika tulisan ini banyak kelemahan, semata- mata ingin Kab Muna melahirkan sosok pemimpin yang didambakan rakyat tanpa ada sekat dan kemudian marilah kita berdemokrasi yang sehat tanpa ada hujatan, profikasi yang berujung konflik. Damai selalu Munaku....
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H