Rekonsiliasi total menjadi kata pengantar utama bagi Golkar di era Setnov. Ade Komarudin memilih tidak melanjutkan putaran dua juga demi rekonsiliasi total Partai Golkar. Proses pemilihan yang sangat demokratis dengan semangat Partai Golkar yang sedang bersatu secara rekonsiliasi harus diwujudkan dengan cara yang baik. Kalau ia melanjutkan ke putaran kedua, ujar Ketua DPR ini, proses rekonsiliasi tidak akan terjadi. "Ini kebaikan yang saya lakukan, karena saya mencintai partai ini,"
Faktor ARB juga disebut-sebut banyak kalangan diinternal sebagai "King Maker" dalam proses Munaslub. Â ARB yang segera merangkul keduanya pasca pemilihan putaran kedua membisikkan isyarat agar salah satu untuk mengalah. "Pak Ade, Pak Nov, cukup ya. Semua kita selesaikan di Jakarta," kira-kira begitu arahan ARB kepada kedua kader terbaiknya.
Proses politik kelar, Akom aman di DPR, semua merasakan senang. Rekonsiliasi bisa berjalan dengan tenang.
Setnov menegaskan ia tak akan setengah-setengah dalam menjalani amanah menjadi Ketum Golkar. Karena ia memilih tidak akan rangkap jabatan. Dalam pidato politik pertamanya ia mengatakan akan mundur sebagai Ketua Fraksi Golkar. "Pada waktunya saya akan mundur," ujarnya. Meskipun sejarah lama Golkar menunjukkan banyak kader Golkar yang merangkap jadi Ketum dan Ketua DPR RI. Setnov mungkin akan mengikuti jejak tradisi yang dibangun ARB, menjadi Ketum Golkar dan tidak lagi duduk sebagai pejabat publik.
Setnov adalah politisi yang kenyang asam garam. Karirnya melintang dari bawah ke atas. Perlahan-lahan. Dari penjual madu hingga terkena kasus papa minta saham yang melengserkan dari kursi panas Ketua DPR RI. Menjadi Ketum Golkar di era pengusaha seperti sekarang ini bukanlah hal mudah. Menurut Don Bosco Selamun syarat 2. Dekat dengan kekuasaan dan kaya raya. Setnov pasti punya salah satu diantara dua hal tersebut.Â
Setnov perlu kerja keras untuk membangkitkan Golkar. Setelah dilanda konflik internal yang parah setahun terakhir. Kepercayaan publik terhadap Golkar juga turun jika dibandingkan dengan hasil pemilu lalu. Menurut Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) milik Denny JA ini, dukungan publik Golkar tinggal 10 persen dari suara pemilu 2014 sebesar 14,75 persen. Mendekati suara Gerindra yang juga turun dari 9,1 persen dari 11,81 persen pada pemilu 2014. PDI Perjuangan terlihat makin berjaya dengan dukungan sebesar 21,5 persen, meningkat 3 persen lebih dari perolehan 18,95 persen pada pemilu legislatif.Â
Butuh terobosan jitu bagi Setnov yang memiliki pekerjaan rumah utama, rekonsiliasi. Struktur kepengurusan akan jadi wajah bagaimana rekonsiliasi dibentuk. Nurul Arifin kemarin menyebutkan penyusunan sudah mencapai 70 persen. Tim formatur yang langsung diketuai Setnov terdiri dari Roem Kono dari perwakilan ormas pendiri, Ketua DPD I Sumatera Utara dan Ketua DPD I Kepulauan Riau yang merupakan perwakilan dari wilayah barat. Perwakilan wilayah Timur adalah Ketua DPD I Sulawesi Utara dan Ketua DPD I Maluku Utara, Ketua DPD I Bali dan Ketua DPD I Jawa Timur yang merupakan perwakilan dari wilayah Tengah.
Sebelum Setnov juga telah menunjuk Idrus Marham sebagai Sekjen, Nurdin Halid sebagai Ketua Harian dan Robert Kardinal  sebagai Bendahara Umum. Wajah pucuk pimpinan Golkar yang sangat dominan dari Indonesia Timur. Warna Jawa yang nyaris hilang, Setnov sendiri meskipun lahir di Bandung dan ditempat di Surabaya. Ia memilih dapil untuk DPR RI nya dari NTT.Â
Setnov memantapkan diri dengan 7 Program prioritas. Jika struktur jadi wajah rekonsilisasi dibangun, program 100 hari kerja yang ia canangkan dengan Safari ke daerah untuk persiapan pilkada serentak akan jadi momentum bangkitnya Golkar. Disinilah visinya untuk memberikan ruang kepada DPD 1 dan 2 dalam usulan Pilkada dan menghilangkan mahar-mahar politik dalam proses pencalonan akan diuji. 100 hari kerja, akan menguji-nya juga dalam merebranding Golkar yang dimulai dengan penguaran Litbang dan IT. Golkar yang melek sosmed, berorientasi kepada pemilih pemula dan wanita harus didukung dnegan kader-kader yang spartan dan militan.Â
Apalagi ia juga mengusung ambisi untuk merekrut 1 Juta kader.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H