“Jangan sampai kuliahmu terbengkalai karena pekerjaan “ begitu pesan ibu guru Risa kepadaku. Aku tetap memelihara janjiku kepada ibu guru Risa, aku menimba ilmu untuk menjadi guru. Bahkan sambil kuliah aku sudah mendapat pekerjaan di tempat les bahasa Inggris. Aku memberitahu ibu guru Risa dan dia amat senang dengan apa yang kulakukan.
Aku begitu sibuk dengan kuliah dan pekerjaanku, walaupun sesekali aku kembali ke Pulau dan bertemu dengan ibu guru Risa namun aku tidak terlalu tahu perkembangan kampung halamanku secara detail. Yang ku tahu ibu guru Risa masih melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan sejak pertama kali menginjakkan kaki di pulau itu.
***
Lama tak kembali ke kampung halaman karena aku sedang sibuk mengerjakan tugas akhir, aku mendengar kabar yang kurang menyenangkan dari kampung halamanku. Ibu guru Risa sudah meninggalkan pulau.
“ mengapa ? “ aku menyelidik
“ anak-anak ada yang tidak lulus ujian nasional “
“ Apa hubungannya dengan ibu guru Risa ?”
“ Katanya, ini katanya ya, ibu guru Risa tidak mau membantu “
“ membantu apa? “
“ Aku tidak tahu, kepala sekolah saja mau dimutasi, penduduk di Pulau ini tidak lagi menyukai ibu guru Risa. Ibu guru Risa tidak mau membantu anak-anak agar mereka lulus “
Ya, aku mengetahui cerita lengapnya. Sejak diberlakukan sistem ujian nasional ibu guru Risa keukeh tidak akan membantu siswa pada hari ujian. Penduduk mengetahuinya dan mereka tidak suka. Ibu guru Risa tidak diinginkan lagi ditempat ini. Ibu guru Risa pergi, tidak ada yang tahu dia kemana.