Mohon tunggu...
Arfano Sapto
Arfano Sapto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hadiah Akhir Tahun untuk Ibu Pertiwi

30 Desember 2010   16:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tidak, juara kedua tidak buruk. Tidak, gagal membawa pulang lagi piala AFF bukan prestasi yang buruk.

Selamat, putra bangsa. selamat karena sudah memenangkan hati ratusan jiwa rakyat Indonesia yang kian hari kian krisis kepercayaan dengan bangsa dan negara sendiri. Selamat, putra bangsa, karena dengan bola kecil berwana kuning yang menggelinding kesana kemari, telah bersatu ratusan orang dari pelosok Sabang hingga Merauke untuk memberikan dukungan, doa, san semangat bagi puluhan putra bangsa yang merumput.

Runner up bukanlah prestasi yang buruk. Jika belum kali ini, insyaAllah dua tahun lagi. Tahun ini kita memenangkan banyak sekali rakyat indonesia, memenangkan meningkatnya kecintaan bangsa terhadap sepakbola Indonesia, dan memenangkan kemeriahan pesta AFF di tanah air kita. Gejolak bangsa, menandakan kita masih hidup dan masih bisa bergerak.

Selamat, Indonesia. Menang dengan sangat indah dan terhormat, baik di kandang sendiri maupun di kandang orang lain. Tidak akan ada cerca kami, karena kami bangga dengan sportifitas lapangan dan disiplin yang ditunjukkan oleh putra bangsa pada pertandingan tahun ini.

Selamat, Ibu Pertiwi. kado indah tahun ini ialah kebangkitan semangat bangsa, tanpa peduli siapapun pemenangnya. Setiap jiwa yang ibu lahirkan di bangsa ini, lahir dengan merdeka dan memenangkan hidupnya masing-masing, hingga tiada alasan bagi kami untuk mengeluh lagi. Berjuang, merebut masa depan kami. menawarkan warna baru bagi kemajuan bangsa. Demi Indonesia, demi IbuPertiwi.

Bangsa dia, bangsa mereka, bangsa ini, bangsa itu. Bukanlah apa-apa. Mereka mengguncang kita, karena kita punya apa yang tak mereka punya.

Hai tetangga, selamat atas kemenangan kemarin. Terima kasih untuk kemenangan indah yang engkau persembahkan untuk negerimu, yang menguatkan negeriku :)

Resume gejolak hati pasca menonton langsung dari Bukit Djalil dan Gelora Bapak Bangsa

Jakarta, akhir 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun