Mohon tunggu...
Lanny Koroh
Lanny Koroh Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa s3 UNUD Denpasar asal Kupang NTT

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

RU Lata dalam Perspektif Ekolinguistik

15 Februari 2015   22:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:08 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hoka

Tempat penyimpanan beras/bahan makanan (uk.=100Kg)

Nono ru lata

Menjemur daun pandan

Anyu dappi lata

Menganyam tikar pandan

Berdasarkan data dan hasil wawancara terhadap beberapa generasi muda Sabu, tentang leksikon-leksikon dan manfaat daun pandan atau ru lata, dapat disimpulkan bahwa generasi muda sekarang tidak akrab dengan leksikon-leksikon tersebut. Generasi muda tersebut bukan saja tidak mengetahui leksikon-leksikon tersebut tetapi mereka pun tidak mengetahui jenis pandan mana yang dapat dijadikan atau dianyam menjadi tikar pandan atau dappi lata. Jika ditanya mengenai fungsi dari dappi lata sebagian masih mengetahui, tetap pengetahuan mereka terbatas sampai pada fungsi dappi lata sebagai alas tidur.

Kehidupan orang Sabu saat ini, mereka lebih bangga jika duduk di atas karpet plastic atau karpet sutra atau tikar plastik bahkan berbaring di kasur busa. Dappi lata mulai terkoyak di bumi Gadja Mada, Sabu Raijua. Kebun pandan yang dulu dipelihara oleh nenek moyang dilestarikan demi memenuhi kebutuhan ekonomi maupun kebutuhan ritual masyarakat Sabu, pelan-pelan mulai hilang, mulai digantikan dengan tanaman-tanaman hias. Jika masih tersisa tanaman pandan di Sabu tinggallah tanaman yang mungkin masih tersisa hidup di hutan, di pekarangan rumah yang juga sudah tidak terurus lagi, tidak terawat. Kemampuan menganyam, kemampuan berbahasa Sabu tentang leksikon-leksikon daun pandan tinggal tersimpan di benak para tetua. Jika dicari generasi mudah yang mampu menganyam daun pandan menjadi tikar pandan juga sudah tak ditemukan lagi. Jari jemari generasi mudah lebih lihai lebih lincah diatas tuts handphone. Dan bila dilihat lebih cermat maka dapat di temui generasi muda lebih merasa bangga menggunakan pakaian ala bule dibanding menggunakan sarung yang merupakan hasil tenunan.

IV.Simpulan

Berdasarkan hasil wawancara, dengan beberapa penutur Bahasa Sabu, baik itu penutur tua dan penutur muda dan pembahasan yang menggunakan kajian Ekolinguistik, dapat disimpulkan beberapa hal :


  1. Pengetahuan Bahasa Sabu, khususnya leksiokon-leksikon tentang daun pandan atau ru lata antar generasi yakni generasi muda dan tua mengalami perbedaan. Perbedaan disini dibuktikan dengan khazanah leksikon hanya masih tersimpan dalam memori generasi tua, sedangkan pada generasi muda khazanah leksikon tersebut sudah tidak di gunakan lagi.
  2. Selain pengetahuan leksikon, generasi muda sudah tidak lagi mengetahui fungsi ru lata secara mendalam, mereka bahkan tidakmengetahui jenis pandan mana yang dapat digunakan atau dianyam menjadi dappi lata.
  3. Dappi lata juga diketahui hanya sebagai alas tidur. Pengetahuan lebih mendalam dan bagaimana nilai dappi lata hanya diketahui oleh generasi tua.
  4. Berdasarkan simpulan 1,2,dan 3 dapat dikatakan bahwa kekayaan bahasa Sabu tentang ru lata mulai mengalami krisis bahasa, yang dalam ekolinguistik dikenal dengan istilah kekeringan bahasa atau mengalami sakit berbahasa.

Daftar Pustaka

Adisaputra, Abdurahman. 2010. Ancaman Terhadap Kebertahanan Bahasa Melayu Langkat: Studi pada Komunitas Remaja di Stabat, Kabupaten Langkat. Denpasar. Universitas Udayana.

Cassirer, E. 1946. Language and Myth. New York: Dover Publications Inc.

Fill, A. 2001. The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology, and Environment. London and New York :Continum.

Gibbons, M. T. (ed). 2002. Tafsir Politik: Telaah Hermeneutis Wacana Sosial-Politik Kontemporer (Diterjemahkan oleh Ali Noer Zaman, dari judul asli: Interpreting Politics). Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Haugen, Einer. 1972. The Ecology of language. Stanford, CA: Stanford University Press.

Mbete, A.M. 2009. Problematika Keetnikan dan Kebahasaan dalam Perspektif Ekolinguistik. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Rasna, I Wayan. 2010. Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Tanaman Obat Tradisional di KabupatenBuleleng dalam Rangka Pelestarian Lingkungan: Sebuah Kajian Ekolinguistik. Singaraja. Universitas Pendidikan Singaraja

Reichling, Anton. 1971. Bahasa Hukum-Hukum dan Hakekatnja. Ende: Nusa Indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun